Penampilan Iker Cassilas ketika menjaga gawang dalam pertandingan Spanyol melawan Belanda patut menjadi pembelajaran bagi Jokowi dan Prabowo. Iker Cassilas yang adalah kipper sensasional baik untuk Real Madrid maupun untuk Tim Nasional Spanyol. Di Los Blancos, Iker Cassilas menjadi pilihan dan mengenakan band kapten sepeninggal Raul pada 2010 dari Real Madrid.
Dengan catatan spektakuler sebagai pemegang gelar Juara Dunia bersama Real Madrid dan Timnas Spanyol, juga juara Liga Champions, dan juara La Liga, Iker Cassilas adalah kipper yang hebat. Lalu kenapa dalam pertandingan 14/06/2014 dini hari melawan Belanda Iker Cassilas tampil penuh blunder? Jawabnya adalah kurang latih tanding. Benarkah demikian? Dan, apa yang dapat dipetik oleh Jokowi dan Prabowo terkait dengan penampilan Iker Cassilas menghadapi debat capres? Mari kita tengok dengan kepala panas, hati dingin, ya.
Iker Cassilas bisa dijadikan contoh betapa pembiasaan dan latihan rutin menjadi penjaga gawang bisa berpengaruh bagi penampilan dalam pertandingan yang sesungguhnya. Piala Dunia 2010 dan 2014 menjadi contoh betapa ‘kebiasaan' dan ‘berlatih' dalam pertandingan menjelang Piala Dunia berpengaruh besar bagi penampilan di Piala Dunia.
Dua tahun menjelang Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Iker Cassilas adalah penjaga gawang nomor satu Real Madrid baik untuk Liga Champions maupun La Liga. Praktis Cassilas ‘berlatih' dan ‘mengasah' sensifitas dan reaksi instink dalam bermain sepakbola. Hasilnya, Iker Cassilas tampil gemilang di Piala Dunia Afrikas Selatan dan menjadikan Spanyol Juara Dunia.
Berbeda dengan tahun 2010, pada tahun 2014 ini, Iker Cassilas kekurangan ‘jam terbang', kekurangan ‘latihan merumput' dua tahun menjelang Piala Dunia. Hasilnya, Iker Cassilas tampil tak maksimal karena dia banyak diparkir sejak zaman Jose Mouronho the Special One itu, dan dibakucadangkan oleh Carlo Ancelloti dan kurang menjadi starting lineup XI, dan hanya difokuskan pada pertandingan Liga Champions, dengan menempatkan Diego Lopez sebagai kiper utama Real Madrid.
Akibat kurang terbiasa dan tak dibiasakan, maka penampilan Iker Cassilas sangat mengecewakan - terlepas hebatnya penampilan Robin van Persie dan Arjen Robben yang spektakuler. Bahkan Iker Cassilas yang ‘kurang latihan' melakukan dua blunder yang berkontribusi dalam kekalahan Spanyol 5-1 atas Belanda.
Penampilan Iker Cassilas itu dapat dijadikan pembelajaran bagi Jokowi dan Prabowo untuk tampil dalam debat capres pada 15 Juni 2014. Prabowo dan Jokowi jangan malu melakukan latihan, simulasi, agar bisa tampil baik dan tak mengecewakan. Kiper sekelas Iker Cassilas yang hebat saja akibat kurang ditempa oleh latihan tampil buruk dalam pertandingan sesungguhnya di Piala Dunia ketika membela Spanyol melawan Belanda.
Maka latihan, simulasi, dan praktek untuk debat harus dilakukan oleh Prabowo dan Jokowi. Tak perlu malu untuk berlatih. Bahkan untuk tampil menyanyi di Panggung HUT RI di tingkat RT dan RW saja para penyanyi berlatih dengan baik. Maka untuk debat capres kalau sampai Prabowo dan Jokowi tak melakukan latihan, maka itu menjadi satu kebodohan dan kepongahan mereka.
Dalam debat capres selalu akan ada penilaian tentang pemenang dalam debat. Di Amerika Serikat, capres Barak Obama dan John McCain, serta pasangan mereka, Joe Biden dan Ryan yang nota bene jago orasi harus melakukan ‘training camp' demi menghadapi debat capres dan cawapres. Kenapa? Karena dengan berlatih, maka sensifitas dan reaksi instink dalam dialog debat akan terasah.
Jadi, Prabowo dan Jokowi harus belajar dari Iker Cassilas, bahwa latihan, kebiasaan, dan persiapan debat yang baik diperlukan agar bisa tampil prima dalam pertandingan Debat Capres. Jika tidak melakukan persiapan, maka jangan salah kalau dalam pertandingan debat capres Prabowo dan Jokowi akan dipermalukan dalam penampilan di depan bangsa Indonesia - sama dengan ketika Iker Cassilas dipermalukan oleh Timnas Belanda dengan aksi spektakuler Robin van Persie dan Arjen Robben.
Salam bahagia ala saya.