Ini adalah tulisan tentang korupsi dan merupakan kisah nyata yang dialami seseorang. Inti tulisan ini adalah betapa korupsi dan koruptor mengotori jiwa dan pada akhirnya akan menyengsarakan diri para koruptor. Selamat membaca.
Atlantis dan Ratu cantiknya, Nyi Roro Kidul menarik orang dan ilmuwan di seluruh dunia. Atlantis itu ditemukan oleh Pak Beye dalam perjalanan spiritualnya. Mari kita ikuti kisahnya.
Aku tengah bersemedi dan nggagrak sukma. Namun aku dikagetkan oleh deru mobil memasuki rumahku. Seingatku aku telah memerintahkan pada cantrik-cantrik dan pembantuku untuk tidak menerima siapapun saat aku nggagrak sukma - suatu ritual mengeluarkan nyawa dan roh dari badan. Terpaksa saya kembali ke dalam badanku.
Lalu saya melongok keluar pintu ketika beberapa kendaraan Paspampres diparkir di halaman rumahku yang lapang. Ini kali pertama aku melihat pasukan yang tegap dan berambut cepak memasuki rumahku.
Dalam nggagrak sukma tadi aku menengok kehidupan masa lalu Kerajaan Mataram dan Yogyakarta. Yang menarik adalah salah satunya tentang kehidupan Sri Sultan Hamengkubowono IX, HB X, Mangkunegoro dan beberapa raja Ngayogyakarta Hadiningrat yang tidak memiliki permaisuri dan hanya memiliki puluhan garwo ampil alias gundik adalah kisah yang sangat menarik untuk ditelusuri.
"Silakan Nak Beye, duduk. Ada apa kiranya Nak Beye menghadap aku?" tanyaku ringan memersilakan duduk kepada tamu yang tak diundang.
Pak Beye menjelaskan maksud kedatangannya. Dia bercerita bahwa tadi malam dia bermimpi menikah dengan Nyi Roro Kidul.
"Nyi Roro Kidul. Oh. Benar. Itu pasti Nyi Roro Kidul. Beliau tidak pernah masuk ke dalam mimpi kecuali benar-benar beliau. Para jin menyingkir dan tidak mampu menandingi kekuatan Nyi Roro Kidul. Jadi, Nak Beye, mimpimu itu benar. Bahkan itu bukan mimpi kamu, tapi kenyataan yang hadir dalam mimpi kamu, Nak Beye!" jelasku pada Pak Beye.
"Jadi apakah saya harus menikah dengan Nyi Roro Kidul, Ki?" tanya Pak Beye penasaran.
Kebetulan sekali tadi sehabis aku melakukan ritual nggagrak sukma aku mendapatkan gambaran nyata kehidupan masa lalu para sultan. Maka aku ceritakan yang aku lihat kepada Pak Beye.
"Tuan, kenapa para sultan tidak memiliki permaisuri?" tanya Pak Beye padaku sambil bersimpuh di hadapanku. Pak Beye tak berani menatap mataku. Memang peraturanku seperti itu. Hanya satu atau dua orang yang berani menatap mataku.