Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Muhammad Ali Wafat: “Legacy” Inspirasi Kemanusiaan dan Olahraga

4 Juni 2016   12:39 Diperbarui: 5 Juni 2016   16:43 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Ali dan Fidel Castro I Sumber Cinema.com

Muhammad Ali, “the Greatest”, yang “Terbesar” hari ini meninggal dunia di Phoenix, Arizona dalam usia 74 tahun. Muhammad Ali dikenang sebagai petinju terbesar dan salah satu olahragawan terbesar di dunia abad 20. Muhammad Ali menginspirasi kemanusian ketika pada masa mudanya menyuarakan hak-hak sipil di Amerika. Di Indonesia pada dekade 70-an sampai 80-an, pertandingan tinju Muhammad Ali menjadi tontonan yang membuat jalanan sepi.

Mari kita tengok ‘legacy’ Muhammad Ali sebagai individu yang mengubah dunia – melalui olehraga dan kepribadian yang luar biasa dengan hati jauh dari gembira ria pesta-pora menyanyi menari diganti dengan doa untuk kebesaran Muhammad Ali senantiasa selamanya.

Muhammad Ali terlahir sebagai Cassius Marcellus Clay Jr. pada 17 Januari 1942, di Louisville, Kentucky. Pada tahun 1960 menjadi juara Olimpiade Roma dan menentang wajib milier dan Perang Vietnam yang terbukti sebagai kesalahan dan kekalahan terbesar Amerika Serikat.  Bersama Martin Luther King, Muhammad Ali menyurakan pertama kali di Amerika Serikat tentang penentangan pada Perang Vietnam – yang pada saat itu media dan masyarakat Amerika tidak menyuarakannya.

Sonny Liston yang dianggap tak kalahkan berhasil dikalahkan oleh Muhammad Ali. Pencapaian yang terbesar dan paling kontroversional terjadi di Zaire ketika Muhammad Ali mengalahkan George Foreman. Setelah itu selama 7 tahun berikutnya Muhammad Ali menguasai panggung kebesaran tinju di dunia sekaligus menjadi pejuang kemanusiaan.

Muhammad Ali sebagai petinju selalu akan dikenang sebagai pribadi yang berani menolak Perang Vietnam. Dalam kenyataannya sentiment dan segregasi di Amerika dilawan oleh Muhammad Ali. Perubahan agama dan nama Muhamamad Ali menjadi semakin meroketkan namanya. Muhammad Ali menyatakan bahwa dirinya sebagai warga negara Amerika – meskipun berkulit hitam dan beragama Islam – dan menjadi pejuang kemanusiaan tanpa membedakan agama dan etnisitas yang menginspirasi perubahan di Amerika Serikat dan dunia.

George Foreman yang dikalahkan menyatakan bahwa Muhammad Ali sebagai pribadi dan sebagai petinju terbesar yang mampu melampaui perannya di bidang olahraga. Bahkan George Foreman menyatakan Muhammad Ali pun berubah menjadi pejuang kemanusiaan. Muhammad Ali membangun kebanggaan dan kepercayaan diri bahwa dirinya ‘ganteng, pretty’, dan hal ini menarik perhatian dengan bukti kepribadian yang luar biasa di seluruh dunia. Pun Muhammad Ali pun sebagai pemberani dan dia pun mencintai London, Amerika dan Dunia. Muhammad Ali pun adalah otentik dan memberikan semuanya secara jujur dan benar.

Jerry Izenberg, sebagai jurnalis dan teman Muhammad Ali, menyebutkan Muhammad Ali sebagai pribadi yang luar biasa – sebagai atlet maupun sebagai pribadi. Muhammad Ali menjadi inspirasi di seluruh dunia Barat dan Timur karena dia jujur dan otentik terhadap dirinya dan dunia. Bahkan Muhammad Ali tidak pernah membenci kelompok manapun. Muhammad Ali pun berteman dengan Fidel Castro dan saat bersamaan menjadi inspirasi bagi Nelson Mandela.

Kini, keindahan tinju yang diperagakan oleh Muhammad Ali akan menjadi kenangan. Pun kepribadiannya dan perjuangannya dalam bidang kemanusiaan, hak-hak sipil, penentangan tentang perang, keberagaman Amerika Serikat telah mengubah Amerika Serikat baik terhadap kulit putih maupun kulit hitam, dan di tengah minoritas agama Islam, Muhammad Ali berani menunjukkan Islam sebagai agama yang menyuarakan kemanusiaan, di tengah segregasi masyarakay di AS. Selamat jalan Muhammad Ali, semoga Allah SWT menerimamu di sisi Allah SWT.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun