Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mahfud MD, Dahlan Iskan, Penyelamat Matinya Partai Islam 2014

20 November 2012   02:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:02 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai-partai Islam atau berbasis Islam sebagai dagangannya seperti PKS, PAN, PKB, PBB dan PPP diprediksi akan mati dal layu pada tahun 2014. Partai-partai Islam mengalami banyak kekalahan dalam Pilkada seperti di Jakarta misalnya. Partai-partai nasionalis banyak memenangi Pilkada di seluruh Indonesia. Trend ini berubah dibandingkan dengan lima tahun lalu ketika banyak tokoh dari PKS muncul sebagai pemenang. Ahmad Heryawan memenangi Pilkada Jawa Barat - meski sebenarnya dia ditopang oleh kepopuleran Dede Yusuf. Juga di Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail memenangi kursi Walikota Depok.

Kinerja partai-partai Islam yang berkecenderungan memburu kekuasaan, dengan melakukan koalisi dengan partai Nasionalis, yang jelas berbeda platform dan dasar perjuangannya juga mulai menghancurkan nama partai Islam. Publik dibuat tidak bisa membedakan lagi antara partai nasionalis dan partai Islam. Tidak ada alat pembeda dan kinerja yang berbeda antara partai sekuler dengan partai Islam.

Sesungguhnya ketika sebuah partai Islam berkoalisi atau mendukung pemerintahan yang sangat berbeda dasar platform-nya di situlah pengkhianatan kepada konstituen terjadi. Elite partai melakukan pengkhianatan dengan bergabung dengan penguasa. Demikian pula ketika partai Islam mulai mengusung calon penguasa yang tidak popular di mata rakyat.

Selain itu juga, praktek mahar-memahar untuk dukung-mendukung calon kepala daerah juga menjijikkan bagi rakyat. Elite partai menjadikan , partai sebagai alat untuk mencari sumber dana buat partai. Sungguh menistakan nama besar partai, apalagi kalau membawa-bawa nama Islam. Ingat kasus PKS yang meminta mahar untuk mendukung Foke-Nara, meski sebagian besar konstituen mendukung Jokowi-Ahok. Sikap berseberangan dengan akal sehat dan akal-akalan membodohi konstituen dan simpatisan partai sungguh merontokkan nama baik partai. Akhirnya masyarakat meninggalkan partai Islam.

Lalu apa yang harus dilakukan? Untuk menyelamatkan Partai Islam, salah satunya adalah mencalonkan tokoh popular seperti Dahlan Iskan, Mahfud MD, Anis Baswedan, Komaruddin Hidayat - tapi bukan Rhoma Irama lho - pasti akan membuat gejolak kemenarikan. Ingat kasus popularitas Susilo Bambang Yudhoyono yang dengan kendaraan partai baru mampu merebut kekuasaan - walaupun ternyata pilihan itu salah. Suka tak suka, tokoh SBY mampu menjadi penarik bagi pemilih.

Kini di tengah keterpurukan partai-partai Islam tersebut, dan gempita dorongan partai-partai baru seperti NasDem yang menguasai media, partai-partai Islam harus bergabung membela dan mengajukan calon yang bersih dan disukai rakyat. Bukan memilih dan mendukung calon yang tidak bermutu dari dalam partai.

PKS rasanya harus mampu untuk menyingkirkan ambisi Hidayat Nur Wahid yang terbukti tidak laku, untuk mendukung calon seperti yang saya sebutkan. NasDem kemungkinan akan mengusung Jusuf Kalla. Suatu gebrakan yang patut diacungi jempol. PAN harus melupakan Hatta Rajasa jadi presiden. Mustahil. PPP, PKB, PBB kini menjadi tumpuan perubahan dengan mengusung capres alternative.

Hanya di pundak partai-partai Islamlah kini perubahan akan terjadi. Partai-partai nasionalis jelas akan mencalonkan yang itu-lagi-itu-lagi. Aburizal Bakrie, Ani Yudhoyono, Megawati Soekarno Putri, Jusuf Kalla dan para pemimpi ketua partai Prabowo, Pramono Edhie Wibowo, Sutiyoso, Wiranto, dan para tokoh afkiran yang justru kemungkinan akan maju sebagai capres 2014.

Beranikah partai-partai Islam mengawali perubahan dengan mengusung capres alternative? Atau malah justru akan mendukung partai besar seperti selama ini? Jika tidak berani mengusung capres alternative, partai Islam akan menemui ajalnya di pemilu 2014. Pilih kata ‘alhamdulillah' atau ‘innalillah' untuk partai-partai Islam? Semuanya tergantung pada salah satunya keberanian membela yang benar, melakukan ‘amar makruf nahi munkar', bukan malah ‘amar mungkar nahi makruf' seperti yang selama ini rakyat lihat dipraktekkan oleh elite partai-partai Islam.

Untuk itu, jika secara bersama-sama partai Islam bersatu mengusung calon presiden seperti Mahfud MD, Dahlan Iskan, Anis Baswedan, Komaruddin Hidayat dan tokoh lainnya, maka reputasi partai akan terangkat. Mereka bisa menjadi penyelamat matinya partai-partai Islam pada pemilu 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun