Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Laporkan Maroef, MetroTV, Jaksa Agung: Setya Novanto Terkunci, Bakar Rumah agar Bisa Keluar

12 Desember 2015   16:38 Diperbarui: 12 Desember 2015   16:44 7042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kepala BIN Sutiyoso I Sumber Kompas.com"][/caption]

Makin menarik langkah Setya Novanto. Ditolak laporan tentang Sudirman Said terkait kasus Papa Minta Saham, kini Setya Novanto, the Lame Duck, melaporkan Maroef Sjamsoeddin, Jaksa Agung M. Prasetyo, dan MetroTV. Langkah terakhir Setya Novanto yang ibarat terkunci di dalam rumah, maka dia membakar rumah itu agar bisa keluar. Hal ini dilakukan karena itu adalah satu-satunya cara agar bisa keluar dari berbagai jepitan yang dialami oleh Setya Novanto. Mari kita telaah strategi ini sebagai bagian dari perjuangan Setya Novanto untuk memenangi perang melawan Presiden Jokowi dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita pesta-pora menari menyanyi berdansa melihat strategi the Operators yang luar biasa.

Langkah membakar rumah sendiri oleh Setya Novanto yang terkunci di dalamnya patut diperhatikan. Setya Novanto tahu bahwa Maroef Sjamsoeddin, Jaksa Agung, dan MetroTV saling terkait. MetroTV adalah milik Surya Paloh, tempat pemilik NasDem berkiprah yang sama dengan Jaksa Agung Prasetyo. Pun Maroef Sjamsoeddin pun dianggap sejalan dengan Presiden Jokowi dalam memberantas praktik pemburu rente sebagaimana disampaikan oleh Sudirman Said dan Maroef Sjamsoeddin memfasilitasi upaya perlawanan terhadap pemburu rente. Nah, klop.

Yang dilakukan oleh Setya Novanto saat ini, setelah gagal total dengan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), adalah cerminan dalam analogi terkurung di dalam rumah, agar bebas merdeka maka Setya Novanto membakar rumah itu. Setya Novanto pun tahu, ketika membakar rumah itu, ada dua pilar (BIN dan Jaksa Agung) dan satu mercusuar di puncak atap rumah (stasiun televisi MetroTV), yang jelas akan ikut terbakar. Ketika ketiganya terbakar, dua pilar dan satu mercusuar, maka jelas akan meruntuhkan bangunan rumah dan menimpa Setya Novanto yang berada di dalamnya. Lho kenapa tetap membakar?

Setya Novanto sendiri justru telah termakan strategi the Operators sebagai pendukung Presiden Jokowi yang memukul semak belukar, menunggu ular keluar lalu pukul. Pun Presiden Jokowi didukung kuat oleh the Operators yang merancang dari mulai pengubahan komposisi para anggota MKD dari Golkar dan Gerindra – yang terarahkan menjadi the loser: apapun sekarang yang dilakukan oleh MKD tidak dianggap oleh masyarakat dan menyimpan bom waktu. Juga komporan untuk melaporkan Maroef Sjamsoeddin pun sebagai alat untuk menunjukkan kekuatan Setya Novanto.

Sampai pun the Operators membuat berbagai maneuver yang seolah mengarahkan pada posisi menguntungkan dan kemenangan bagi Setya Novanto: maka Setya Novanto dengan penuh percaya diri merasa tetap sebagai the untouchable, mighty, dan unstoppable – yang sekarang berubah menjadi the Lame Duck. Sikap dan strategi Setya Novanto menyerang dan agresif untuk memenangi perang baik hukum, politik, dan public relations dengan tujuan terlepas dari belenggu kasus Papa Minta Saham, adalah justru bagian dari peta pemetaan terhadap seluruh kekuatan Setya Novanto.

Lagi, dan lagi. The Operators dengan sangat cerdas telah berhasil mengarahkan (1) memandulkan fungsi MKD yang kini apapun yang akan dilakukan tetap menjadi kerugian bagi MKD dan Setya Novanto, apapun yang diputuskan oleh  MKD tak akan menyelamatkan Setya Novanto (2) pemetaan yang semakin jelas tidak ada daya dukung lagi karena Setya Novanto telah kehilangan kekuatan pijakan, pengaruh, dan pilar di ranah hukum atau kehakiman dan Polri. Lalu (3) kemampuan mafia yang melakukan tindakan espionage dan counter espionage mengalami perlawanan dan strategi yang jauh lebih hebat dari yang dibayangkan oleh mafia migas dan Petral kubu Reza Chalid atau Riza Chalid.

Pun secara substansial the Operators telah mengarahkan ke sudut sempit: Riza Chalid atau Reza Chalid akan menjadi the remote person to lead to uncover and unveil the very deep corrupt practices in Indonesian history. Petral adalah pintu pembenahan yang Pertamina dan ESDM sendiri selama ini tak bisa berkutik menghadapi kekuatan mafia Petral Riza Chalid.

Dan, Setya Novanto pun kini menjadi sasaran untuk membuka jalan bagi penegakan hukum yang memertaruhkan posisi Presiden Jokowi. Bagi the Operators hanya ada satu pilihan (1) Setya Novanto lengser atau dilengserkan, untuk mengamankan posisi Presiden Jokowi agar mampu menghindari ancaman pemufakatan jahat yang disampaikan dalam rekaman.

Jadi, sekali lagi kita lihat Setya Novanto membakar rumah yang terkunci agar dirinya bebas. Apapun yang dilakukan sejak awal bahwa dalam perang antara Presiden Jokowi melawan mafia migas dan Petral Reza Chalid atau Riza Chalid adalah bagian dari rancangan strategi the Operators untuk memetakan seluruh aksi, reaksi, espionage, counter espionage dari kedua belah pihak. Hasilnya? Setya Novanto tetap akan lengser.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun