Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kisruh Golkar, Kasus Setya Novanto, dan Jaksa Agung, Strategi Pukuli Ular yang Dijepit Dua Bambu

8 Januari 2016   15:52 Diperbarui: 8 Januari 2016   17:02 4154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mafia Petral Riza Chalid I Sumber siapa-siapa.wordpress.com"][/caption] Dalam rangkaian tulisan terdahulu muncul berbagai strategi the Operators yang sukses membekap Setya Novanto di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Kini upaya hukum tengah berlangsung. Salah satunya diawali dengan pengangkatan Setya Novanto menjadi Ketua Fraksi Golkar DPR dan Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR RI. Pengangkatan kedua orang itu memang sebagai picu untuk mampu ‘memukuli ular yang dijepit dengan dua bilah bambu’. Mari kita telaah strategi terkait dengan kisruh Golkar sekaligus sebagai alat untuk memenangi pertarungan antara Jaksa Agung dengan the untouchable, mighty, and unstoppable Setya Novanto dan Muhammad Riza Chalid dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita senang menari menyanyi berdansa breakdance sesukanya senantiasa selamanya. 

Pertaruhan Jaksa Agung melawan mafia Petral dan migas Riza Chalid dan juga salah satu orang terkuat di Indonesia ini adalah menjadi test terbesar bagi kelangsungan pemberantasan korupsi. Memang audit Petral mengarahkan pada kerugian sebesar US $ 18 milyar angka yang mendekati Rp 250 triliun.

Memang bangunan kekuatan Riza Chalid dan Setya Novanto terdapat di semua lini hukum, politik, sosial, organisasi, dan ketokohan. Riza Chalid adalah arsitek penentu sebagian besar menteri kabinet SBY dengan melalui Hatta Rajasa sebagai pintu gerbang. Riza Chalid adalah pintu masuk kabinet SBY. Pun semua kontrak dan kebijakan migas di Indonesia ditentukan oleh Riza Chalid.

Setya Novanto adalah kekuatan dahsyat yang tak mungkin dapat dihentikan oleh siapa pun. Gelagat munculnya kekuatan itu dibangun dengan berbagai proses pertunjukan kekuatan. Pertama di DPR Setya Novanto menandatangani pengangkatan dirinya dan orang lain sebagai Ketua Fraksi. Kedua, Setya melakukan perombakan Banggar DPR yang sebagai pintu masuk proyek anggaran. Dengan mengangkat sekondannya yang loyal yakni Kahar Muzakir yang habis-habisan membela di MKD, dan menempatkan orang-orangnya, bahkan membuang Bambang Soesatyo dari kursi Sekretaris Fraksi Golkar.

Kisah masa lalu Setya Novanto selalu lolos dari jeratan hukum sejak cessie Bank Bali, PON, dll. Kini bayangan kekuatan itu menyeruak ke permukaan. Fakta pertemanan yang kental antara Riza Chalid dan Setya Novanto menjadi salah satu bukti kekuatan politik-ekonomi, politikus-pengusaha yang sangat sempurna. Publik tidak begitu memahami bahwa jaringan koruptor di Indonesia telah begitu menggurita di Indonesia.

Bahkan mafia membiayai operasi (1) perang melawan hukum, peraturan, kebijakan dan mafia legislasi – misalnya kebijakan tidak membangun kilang minyak agar impor minyak terus dan subsidi,  (2) memenangi gugatan di pengadilan dan peradilan dengan suap – banyak contoh cari sendiri misalnya kasus pajak Asian Agri, Gatot Pujo, dll. (3) menyebarkan informasi sesuai kebutuhan melalui kekuatan uang dan media massa mainstream dan online – contoh Riza Chalid disebut membiayai Obor Rakyat yang isinya fitnah dalam kampanye Pilpres 2014.

Kini, kasus Papa Minta Saham yang melibatkan Setya Novanto dan mafia migas dan Petral Riza Chalid memasuki babak baru. Inilah babak paling menentukan dalam perang melawan korupsi dan pemburu rente. Bangunan perang itu nanti akan muncul dengan diawali oleh perang hukum, pengangkatan lawyer, pra-peradilan, banding dll. yang akan sangat menguras waktu.

Pertunjukan kekuatan akan dilakukan all-out oleh Kejaksaan Agung melawan kekuatan jaringan hukum, politik, ekonomi, puluhan tahun kubu Riza Chalid dan Setya Novanto. Segala daya dilakukan oleh Jaksa Agung dengan secara jelas akan melakukan langkah stretegis dalam kasus pemufakatan jahat yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Yang utama (1) adalah membuat peta kekuatan Setya Novanto di bidang politik terbatas, (2) fungsi Banggar yang sangat menentukan proyek APBN pun akan diawasi oleh the Operators secara ketat. Pun di dalam internal, upaya untuk menentukan para pengadil dan hakim yang berkecenderungan untuk meloloskan para koruptor akan di-screening.

Melalui langkah itu maka Jaksa Agung Muhammad Prasetyo akan mendapatkan kekuatan baru dengan strategi yang digariskan oleh the Operator yakni dengan ‘memukul ular yang telah dijepit dengan dua bilah bambu’. Strategi ini dipastikan akan mengakhiri kiprah kekuatan politik dan hukum Setya Novanto dan juga Riza Chalid sebagai pembuktian Jaksa Agung untuk mendukung Nawa Cita.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun