Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kisruh Golkar: 3 Faktor Ical Harus Menang dan 3 Kekuatan Agung Laksono

22 Maret 2015   11:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:18 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ical melakukan perlawanan total untuk menguasai Golkar. Senin (23/03/15) muncul dua peristiwa penting. Pertama, SK Kepengurusan Golkar untuk Agung Laksono dan, kedua, awal sidang DPR setelah liburan. Peristiwa pertama mengakhiri kiprah Ical, peristiwa kedua pelaksaaan sidang paripurna penuh kegaduhan dan interupsi. Dua peristiwa itu akan sangat menentukan baik bagi Golkar dua kubu. Mari kita lihat peta kekuatan Ical dan Agung Laksono dalam perebutan Golkar dan tiga alasan Ical akan tetap melawan dengan hati gembira riang senang sentosa tertawa bahagia selamanya.

Pertama, bagi Ical Golkar adalah kendaraan penyelamat politik dan ekonomi satu-satunya. Ical bermasalah secara ekonomi dan dengan perusahaannya. Lapindo disusui oleh Presiden Jokowi sebesar Rp 781 milyar.

(Konsesi awalnya atas bantuan keuangan Presiden Jokowi untuk korban Lumpur Lapindo adalah Ical mesti jinak terhadap Presiden Jokowi. Senyatanya, hanya beberapa pekan Ical kembali lagi menyatakan soliditas koalisi Prabowo. Ical memanfaatkan kekuatan koalisi Prabowo sebagai penekan untuk kepentingannya.)

Oleh karena itu, Ical melakukan perlawanan all-out karena memiliki kepentingan strategis. Ical akan mampu bermain dan mendapatkan konsesi ekonomi jika tidak memimpin Golkar. Golkar adalah kendaraan penyelamat Ical dari politik dan ekonomi satu-satunya: the last bastion of his economic and political survival.

Kedua, Ical banyak ditinggalkan oleh rekan bisnisnya. Perhatikan nilai hutang Bakrietelkom yang menggunung dan nyaris bangkrut. Selain itu, Ical membawa kepentingan anti perubahan dan status quo. Perspektif Ical adalah perspektif anti perubahan. Perubahan yang terjadi yang menyingkirkan kepentingan ekonomi kapitalisme dengan pembelanjaan untuk infrastruktur kebanyakan jatuh ke tangan BUMN - dengan sub-con perusahaan-perusahaan yang terafilisi dengan jantung kekuasaan - jelas merisaukan pemain lama. Bahkan sebagian pemain lama dirangkul.

(Gambaran pengangkatan para pejabat yang dekat dengan pemerintahan masa lalu SBY, juga para pejabat yang dekat dengan Rini Soemarno, menunjukkan pendekatan berbagai pihak terkait politik dan ekonomi yang mulai menggeliat. Kompromi politik dan ekonomi membuat adanya alineasi terhadap Ical semakin kuat.)

Mendapat tekanan seperti ini, maka Ical melancarkan perang secara all-out untuk menguasai kembali kekuatan politik dan ekonomi. Dengan menguasai Golkar, Ical memiliki posisi tawar.

Ketiga, kekalahan Ical adalah bubarnya koalisi Prabowo. Misi Ical mewakili koalisi Prabowo. Ical menjadi alat bagi PKS yang kehilangan pamor politik. Dengan adanya Golkar Ical, maka PKS ikut berkiprah. Posisi Hidayat Nur Wahid sebagai pimpinan MPR dan kedudukan wakil Ketua DPR buat Fahri Hamzah adalah berkat keberadaan Golkar Ical di koalisi Prabowo.

Perlawanan Ical adalah perlawanan mewakili banyak partai terutama PKS dan juga Partai Demokrat. (Khusus Demokrat, Demokrat hanya akan berguna ketika koalisi Prabowo eksis. Demokrat hanyalah penggembira pencari selamat yang akan tamat perannya begitu koalisi Prabowo tamat. Maka Ical selain mewakili PKS juga menjaga kepentingan Demokrat. Tak heran Demokrat juga mendukung angket terhadap MenhukHAM di DPR.)

Oleh karena itu, Ical akan mendapatkan sokongan semangat dari PKS dan Demokrat selain pihak-pihak yang kalah dan tersingkir seperti Suryadharma Ali, dan PKS. Selain itu tentu Gerindra. PAN pun sedikit memiliki kepentingan dengan Golkar.

Berdasarkan tiga kepentingan dan latar belakang itu, maka Ical melakukan perlawanan total. Ical sadar bahwa hanya dengan memimpin Golkar, eksistensi politik dan bisnis Ical akan selamat. Selain itu kondisi politik dan ekonomi memaksa Ical untuk menjadi antek partai lain yakni PKS dan bahkan Gerindra, selain yang bermain di berbagai kaki Partai Demokrat. PAN sendiri hanya menjadi supporter minor bagi Ical.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun