Baru kali ini dalam sejarah Republik Indonesia kampanye hitam akan menjadi penentu kemenangan capres: Jokowi atau Prabowo. Kampanye hitam tampaknya sudah tidak bisa dihentikan dan tak akan dihentikan. Kampanye hitam yang dinilai kotor, tak beradab, menciderai demokrasi, ternyata justru menjadi penentu kemenangan. Kini, isu-isu kampanye hitam justru menjadi warna dominan kampanye. Diyakini, kampanye hitam kini menjadi strategi nyata kedua capres. Artinya publik sudah tak bisa menempatkan pasanngan mana penyebar kampanye hitam dan peng-counter balasan. Pertanyaaanya, akankah kampanye hitam ini benar-benar menjadi penentu kemenangan Jokowi dan Prabowo serta apakah dampak kampanye hitam bagi demokrasi dan bangsa?
Kampanye hitam tampaknya sudah menjadi trend kampanye saat ini yang disadari keberadaannya sebagai kebutuhan oleh kedua kubu pasangan capres.
Timses Prabowo menganggap kampanye hitam efektif - dengan awalan kampanye boneka - yang kini diikuti oleh Prabowo dan bahkan Mahfud MD yang terkontaminasi kampanye yang dibangun oleh tim cyber war sejak 4 tahun lalu yang dipimpin oleh Fadli Zon dan Noudhy Valdryno.
Timses dan relawan Jokowi pun menempatkan diri sebagai yang ‘didzolimi' oleh kubu Prabowo. Harapannya adalah agar rakyat merasa masyghul dan kasihan terhadap yang didzolimi. Melihat gelagat adanya kecondongan itu, maka serangan balik berikutnya adalah upaya meng-counter berita dan isu kampanye negatif.
Teknik kampanye hitam yang tengah berlangsung rupanya mengalami kesalahan strategi dasar. Kampanye hitam hanya akan efektif jika (1) kampanye hitam dilakukan terus-menerus dan konsisten oleh pihak yang samar - tidak jelas sumbernya atau abu-abu, (2) tidak ada upaya meng-counter berita dan materi kampanye hitam dari pihak yang diisukan sebagai hitam, (3) sebagian masyarakat kurang rasional, (4) pihak yang dianggap penyebar kampanye hitam harus benar-benar steril dari kemungkinan serangan balik yang menyudutkan, (5) dukungan media mainstream.
Dari semua syarat efektifnya kampanye hitam ternyata hanya faktor ketiga yakni masyarakat yang kurang rasional dan faktor kelima dukungan media mainstream yang menjadi pertimbangan dasar teori kampanye hitam bisa dilakukan. Masyarakat dianggap cenderung tak rasional dalam berpikir - ini yang dijadikan alasan dasar dilakukannya kampanye hitam oleh satu kubu inisiator kampanye hitam pasangan capres yakni kubu Prabowo.
Sementara media massa mainstream termasuk televisi telah terbelah dengan jelas TVOne dan MNC Group mendukung pasangan Prahara, Prabowo-Hatta, MetroTV mendukung JoJu, Jokowi-Jusuf Kalla. Publik sudah dengan mudah berpikir bahwa obyektivitas stasiun televisi tidak lagi dapat dipertanggungjawabkan.
Stasiun televisi TVOne dan puluhan stasiun televisi MNC Group condong menjadi corong bagi Prabowo-Hatta. Sedangkan MetroTV menjadi corong bagi Jokowi-Prabowo. Kondisi terpecahnya media massa secara terpolarisasi seperti ini juga menimbulkan apatisme bagi masyarakat yang mulai cerdas: berita TVOne dan MNC tak akan berimbang dan membela Prabowo-Hatta, sementara berita MetroTV dianggap memihak Jokowi-JK. Jadi justru masyarakat skeptis dan tak acuh dengan berita di televisi. Ini sungguh merugikan karena media massa justru tak menjadi alat untuk pembelajaran demokrasi bagi rakyat.
Dalam perkembangan berukutnya, tampaknya timses masing-masing tampaknya tidak fokus dalam menerapkan ‘aksi dan reaksi' kampanye hitam. Hal ini terbukti tersebarnya materi kampanye hitam yang terlalu banyak. Fokus masyarakat terpecah. Isu-isu hanya menjadi berita sekedar lewat saja dan tak ubahnya berita biasa. Padahal, kampanye hitam akan efektif jika dilakukan secara konsisten dan diulang-ulang dengan fokus materi terbatas. Terlalu banyak materi kampanye hitam justru akan men-downgraded efektivitas kampanye hitam.
Faktor ketidakcerdasan penerapan strategi kampanye hitam berikutnya adalah kedua kubu melakukan counter attack alias serangan balik. Dengan adanya serangan balik atas isu tertentu, maka netralitas isu menjadi mentah. Isu-isu dan materi kampanye yang dianggap efektif menjadi kehilangan makna dan hanya menghasilkan kebingungan di masyarakat. Yang awalnya memercayai kemudian meragukan isi isu-isu kampanye hitam.
Kesalahan strategi berikutnya adalah penyebar isu kampanye hitam memiliki catatan hitam dan sepenuhnya tak suci. Ini tentu menjadi dasar serangan balik yang empuk untuk mementahkan materi kampanye hitam.