Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Tindak Tegas ISIS dan Sejarah Monopoli Kebenaran tentang Tuhan dan Agama

4 Januari 2015   03:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden Jokowi telah bertindak tegas terhadap ISIS. Instruksi Presiden Jokowi untuk segera melokalisir gerakan ISIS (Islamic States in Iraq and Syria -Negara Islam di Irak dan Syria) dan keterlibatan WNI dengan ISIS di berbagai daerah berhasil diungkap. Bahkan sehari setelah ancaman video ISIS terhadap TNI, Densus 88, dan BIN serta Banser NU, puluhan orang ditangkap aparat keamanan. Gerakan ISIS pun dilokalisir dengan cepat untuk mencegah persebaran paham radikal teroris itu. Apa pandangan dan bagaimana sikap bangsa Indonesia yang diwakili oleh pemerintahan NKRI berdasarkan Pancasila dalam menghadapi ISIS dan pemahaman tentang sejarah monopoli kebenaran tentang tuhan dan agama telah mewarnai kehancuran dan kelahiran peradaban manusia berdasarkan agama dan keyakinan (baca: dan monopoli) kebenaran menurut mereka sendiri? Mari kita telaah dengan hati gembira ria.

Bangsa Indonesia telah memiliki landasan kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara dalam hukum dan aturan UUD ‘45. Toleransi dan penghargaan terhadap kebenaran agama dan keyakinan dan tuhan sendiri harus seimbang dengan penghargaan yang sama terhadap orang lain. ISIS dengan ideologi Islam sesat dengan gaya teroris jelas tidak sejalan dengan konsep kehidupan beragama di Indonesia. Untuk itu dengan tegas Presiden Jokowi dan pemerintah Indonesia melawan dan bertindak untuk memberangus ISIS di Indonesia.

Ketegasan pemerintah Indonesia itulah yang menyebabkan ISIS menempatkan Indonesia sebagai target ancaman dan menempatkan pemerintah Indonesia bersama dengan Inggris, Prancis, Australia, Amerika Serikat, dan Irak serta Syria sebagai musuh utama ISIS.

Namun, pemerintah Indonesia tetap bergeming dengan penuh keyakinan tentang kekuatan Pancasila sebagai dasar beragama, bernegara, dan berbangsa yang benar. Tindakan tegas itu merupakan ejawantahan nilai-nilai luhur pemahaman para pendiri Negara Indonesia. Mereka memahami dengan penuh keyakinan tentang sejarah bahwa agama dan keyakinan akan menjadi malapetaka jika dimonopoli.

ISIS adalah contoh termutahir betapa monopoli kebenaran tentang tuhan dan agama menjadi malapetaka kemanusiaan. Contoh bangsa lain yang memonopoli kebenaran adalah bangsa Malaysia. Aneh benar bangsa Melayu Malaysia. Bangsa ini memonopoli kata Allah sebagai milik puak Melayu-Muslim. Padahal kata Allah adalah milik bangsa Arab yang diekspor ke seluruh Bumi. Bahkan sejak zaman sebelum Islam, bangsa di Timur Tengah akan menyebut pencipta alam semesta sebagai Allah.

Sejarah panjang manusia tentang tuhan (dewa) dan agama telah diukir. Keyakinan tentang tuhan dan kepercayaan selanjutnya melahirkan organisasi ketuhanan yang dibangun dalam bentuk agama. Untuk agama monotheist, Zarathustra menjadi induk perkembangan agama-agama monoteis seperti Yahudi, Majusi, Nasrani, Islam dan turunannya.

Sejarah panjang tentang tuhan pun diwarnai oleh persaingan keunggulan identitas keyakinan dan agama dan tuhan - atau lebih tepatnya atas nama tuhan. Bahkan dalam sejarahnya - sikap menganggap keyakinan kepada tuhan dan agama sebagai monopoli kebenaran mutlak dan menyalahkan kebenaran dan keyakinan tuhan serta agama lain - telah menyebabkan agama sebagai alat agitasi dan penekan efektif perbedaan.

Berdasarkan alasan teologis, untuk mengidentifikasi perbedaan keyakinan, maka tuhan pun dibatasi dan dikotakkan ke dalam nama-nama sesuai dengan agama dan keyakinan. Ada nama YHW, Allah, nama-nama dewa-dewi seperti Yupiter dan Zeus, serta Diana sampai Brahma, Wisnu dan Siwa dalam agama di India.

Tuhan sejak lama telah menjadi ajang perebutan. Manusia berbagai bangsa ingin memonopoli kebenaran tentang tuhan. Penamaan tuhan mulai dari dewa dan dewi (Romawi dan Yunai misalnya) yang sangat personafikatif sampai konseptual tanpa nama seperti bangsa Yahudi berlangsung sejak zaman pra-sejarah. Raja atau Kaisar sebaga King-God or Queen-Goddess menghiasi sejarah manusia seperti. Firaun di Mesir dan Kaisar di Jepang dianggap sebagai keturunan Ameterasu Omikami atau Dewa Matahari yang menjadi lambang bendera Jepang sampai sekarang.

Dalam perkembangannya, sejarah tentang keyakinan - yang banyak dibungkus oleh kebutuhan dan niatan tersembunyi sebenarnya yakni motif kehidupan den ekonomi orang-orang cerdas yang mendahului zamannya - menjadi sejarah yang digunakan para pemimpin yang menggunakan agama, kepercayaan, dan keyakinan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan duniawi.

Raja-raja di Jawa sejak zaman sebelum Majapahit dianggap sebagai keturunan para dewa. Kaisar Romawi menjadi kaisar dan tuhan atau dewa, atau firaun di Mesir yang menjadi pemimpin agama, sekaligus mendeklarasikan dan disembah oleh rakyatnya sebagai dewa atau tuhan. Kaisar Jepang tetap menjadi simbol dan keturunan Dewa Matahari. Di India, orang suci dan orang yang menguasai ilmu sulap yang dianggap keturunan Dewa Siwa dan Shanti yakni Sai Baba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun