Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Bisa Terbunuh Jika Blusukan dan Tak Taat Kepada Paspampres

23 Agustus 2014   18:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:46 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini mengkhawatirkan sekaligus peringatan bagi Jokowi. Sikap Jokowi yang akan selalu blusukan dan akan mengendorkan pengawalan Paspampres di luar standard keamanan sangat mengkhawatirkan. Jokowi bahkan akan terbunuh jika Jokowi melakukan kegiatan di luar standard pengamanan Paspampres. Perlu dipahami bahwa standard pengamanan presiden yang telah disusun dibuat untuk keselamatan presiden dari ancaman dalam dan luar. Kenapa Jokowi bisa terbunuh jika tak mematuhi standard pengamanan Paspampres?

Jokowi perlu tahu bahwa standard pengamanan paspampres sudah dibuat sedemikian rupa agar keselamatan VVIP sekelas presiden sempurna. SOP dan standard pengaturan internal Paspampres pun mengatur agar ‘kesempatan' rutin dan ‘rutinitas acak' tidak terbaca. Senjata yang dipakai oleh pasukan Paspampres pun selalu diperiksa dan direkayasa oleh Komandan Paspampres.

Demikian pula personnel Paspampres yang ketika bergerak berjumlah 47 orang pun diatur dalam skema keamanan internal tingkat tinggi dengan ‘rutinitas acak' yang tak mudah terbaca. Bahkan pasukan Paspampres bisa bertugas lama atau singkat sesuai dengan standard operasi baik intelejen maupun kontra intelejen.

Strategi ‘blusukan' Jokowi pun harus disesuaikan dan dilakukan dengan modifikasi standard Paspampres. Semua kunjungan harus diawali dengan tim pendahuluan. Untuk itu lebih baik Jokowi memanfaatkan jasa intelejen (untuk itu maka A.M. Hendropriyono dan Luhut Panjaitan diajak rapat semalam dengan para pimpinan Paspampres) untuk memersiapkan blusukan yang dipandang perlu. Namun tetap saja, sebaran para Paspampres dimodifikasi dengan pasukan yang berpakaian berbeda dan keterlibatan intelejen untuk kunjungan blusukan.

Jadi, Jokowi jangan nekat dan membahayakan dirinya dengan blusukan semaunya karena tingkat bahaya dan ancaman keselamatan terhadap Jokowi sangat besar. Jokowi adalah orang sipil pertama yang terpilih menjadi Presiden RI dengan mengalahkan mantan Jenderal alias TNI. Maka menjadi lebih bijaksana jika Jokowi lebih baik mengikuti standard pengamanan yang telah ditetapkan oleh Paspampres agar peluang untuk menangkal ancaman terhadap Jokowi berkurang. Jika nekat, maka berarti Jokowi memberi peluang maneuver bagi para pengancam keselamatan Jokowi, dan bisa terbunuh. Dan semua pihak harus mencegah dan mengingatkan Jokowi akan keselamatan dirinya.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun