Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

ISIS Teror Bom di Sarinah, BIN dan Polri Kejar Otak Serangan dan Penyandang Dana

14 Januari 2016   18:34 Diperbarui: 14 Januari 2016   18:34 22810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Teroris ISIS I Sumber Kompas.com"][/caption]

Laporan awal dan penyelidikan Polri dan BIN menyebut serangan bom Sarinah dilakukan oleh ISIS. Serangan Bom di kawasan Sarinah Thamrin menewaskan 7 orang melukai 19 orang lain. Otak serangan bom Sarinah akan diburu termasuk penyandang dananya. Sebagaimana serangan Bom Bali yang menghasilkan penangkapan pada akhirnya yakni Abu Bakar Ba’asyir. Pemimpin Jamaah Islamiyah Indonesia ini akhirnya masuk bui. Meskipun di dalam penjara di Nusa Kambangan Abu Bakar Ba’asyir masih sempat membaiat para pengikut ISIS.

Berdasarkan instruksi Presiden Jokowi untuk mengusut tuntas pemboman dan serangan di Sarinah Thamrin, serangan ISIS di Jakarta telah menarik media internasional. Kini Polri dan BIN dan seluruh kekuatan intelejen dan TNI tengah mengembangkan penelusuran terkait serangan model ISIS di kawasan Sarinah Thamrin Jakarta. Penelusuran ini penting dan dipastikan Polri dan BIN akan mampu menelusuri jaringan penopang dan penyandang dana untuk aksi teroris.

Berdasarkan kerjasama intelejen dengan Australia, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat serta Iran dan Uni Eropa, informasi pergerakan teroris berhasil kekenali. Polri dan BIN selama akhir tahun berhasil menggagalkan rencana pemboman dengan menangkap teroris di Bekasi, Solo dan lain-lain.

Pengenalan dan pengejaran terhadap teror terkait ISIS ini pun disinyalir berafiliasi dengan jaringan yang sudah ada di Indonesia. Dukungan terhadap ISIS oleh kelompok radikal bukan barang baru. Ketika ISIS muncul pada Mei 2014, serangkaian selebaran dukungan terhadap ISIS merebak di wilayah kantong pendukung radikalisme yakni Cianjur, Bekasi, Solo, Temanggung, Riau, Poso, Jakarta, Ciputat, Sukabumi, Bima dan bahkan di beberapa tempat lain seperti Malang. Namun berkat kesigapan aparat Polri dan BIN dukungan itu menghilang namun sempat dikenali.

Untuk itu, publik harus mendukung langkah Polri, BIN dan TNI dalam menguak lebar otak serangan di Jakarta hari ini dan juga menangkap penyandang dana teror seperti ketika menangkap dan memenjarakan Abu Bakar Ba’asyir sebagai penyandang dana teroris. PPATK harus membantu intelejen dan Polri untuk mengusut kasus terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh ISIS ini.

Salam bahagia ala saya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun