Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Indonesia Dikalahkan Thailand, Analisis Rekor Tak Menang 22 Tahun

22 Desember 2013   00:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:39 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Timnas U-23 Indonesia sekali lagi memerankan peran sebagai ‘pengalah'. Indonesia tak pernah menang selama 22 tahun dalam ajang Sea Games. Timnas U-23 menemukan musuh sesungguhnya. Pada pertandingan pertama babak penyisihan Indonesia dibantai oleh Thailand dengan skor telak: 4-1 untuk kemenangan Thailand. Sesuai dengan prediksi terdahulu, Timnas U-23 lolos ke final setelah menghempaskan Malaysia. Kini melawan Thailand ,Indonesia kalah. Kekalahan ini disebabkan oleh dua faktor utama: faktor teknis dan non teknis.

Faktor teknis Timnas U-23 tidak memiliki penyerang sehebat pemain Thailand. Ini hal yang aneh. Indonesia tak memiliki penyerang yang handal. Dalam dunia sepakbola dunia dan akhirat, dalam sepakbola diperlukan penyerang. Namun Indonesia tak memiliki. Ini keanehan luar biasa. Sementara Timnas Indonesia tak memiliki kemampuan setara dengan para pemain Thailand.

Sementara banyak pemain Thailand memiliki skill individu yang lebih baik daripada Timnas U-23. Kemenanga Thailand atas Singapura menunjukkan tajamnya lidi depan Thailand.

Faktor non-teknis lainnya adalah Timnas Thailand akan menghadiahkan kemenangan atas Indonesia kepada Raja Bumibol Adulyajed yang tengah berulang tahun. Semangat pemain Thailand dilandasi oleh keinginan luhur penghormatan untuk Raja Thailand. Rakyat Thailand memiliki symbol pemimpin yang dihormati yakni Raja Thailand - seperti rakyat Jogjakarta menghormati Sultan Hamengkubuwono X.

Untuk Indonesia, kemenangan Timnas U-23 itu akan dipersembahakan kepada La Nyalla Mattalitti - pentolan KPSI. Hal ini jelas tidak diridhoi oleh tuhan yang maha kuasa karena rekonsialiasi KPSI-PSSI menghasilkan PSSI rasa KPSI. Jelas motivasi memberikan penghargaan kepada La Nyalla tak begitu memberi semangat kepada para pemain Indonesia.

Memertimbangkan motivasi non teknis tersebut, Timnas U-23 Indonesia kalah. Kenapa? Niat PSII ala La Nyalla Mattalitti membangun sepakbola tak lebih dari mengadirkan drama sepakbola ala tarkam yang jauh dari tingkat standard permainan Asia Timur dan Asia Barat atau Australia. Selain non-teknis tadi, faktor teknis yang telah disebutkan Timnas Indonesia akan kalah: dan benar kalah. Faktor spesialis runner up Timnas Indonesia yang ditangani oleh Coach Rahmad Darmawan menjadi faktor non teknis penentu. Pelatih Timnas U-23 ini hanya beruntung lolos ke final. Dan keberuntungan tak datang dua kali. Emas sepakbola Sea Games hanyalah mimpi selama 22 tahun dan akan tetap menjadi 24 tahun.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun