Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hercules Salah Dukung Prabowo, Pindah PKS Pilihan Tepat

10 Maret 2013   13:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:01 3573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penangkapan Hercules dengan didahului apel unjuk kekuatan Polri di perumahan tak dapat dilepaskan dari peran Hercules mendukung Gerindra. Stigma buruk yang melekat pada Hercules yang coba dibersihkan oleh Hercules dengan aktif di dalam organisasi sosial dengan gampang disalahgunakan dan dipolitisasi oleh musuh-musuh kebenaran dan kebajikan. Pertobatan dan niat baik serta laku positif Hercules tidak cukup memberishkannya dari kesan masa lalu sebagai penguasa Tenabang dan Jakarta Barat.

Dukungan Hercules pada Probowo Subianto yang saat ini melambung akibat keburukan pemerintah dan korupsi yang melanda Indonesia. Pun juga masyarakat juga mulai muak dengan stagnasi pembangunan di berbagai bidang. Keamanan, sosial, politik, keberagamaan, kesetaraan, kemajemukan tercampakkan sementara Hercules dan kelompoknya berperan sebagai penyeimbang kelimpungannya aparat keamanan menghadapi para penjahat kerah putih; Hercules, FPI tampil menjadi penyeimbang kehidupan bermasyarakat ketika aparat tak mengambil peran.

Nah, di tengah pertarungan politik dan keamanan yang genting tersebut dan juga kondisi sosio-politik menjelang pemilu dan pilpres 2014. Prabowo Subianto diyakini banyak pihak merupakan calon presiden paling menjanjikan bagi keberlangsungan kehidupan bangsa Indonesia. Prabowo yang nasionalis dan sepenuhnya mencintai Indonesia, bukan seperti pemimpin lain yang lebih mencintai partai.

Hercules yang melakukan ijtihad politik dan bermasyarakat dengan mendukung Prabowo Subianto melakukan kesalahan fatal mengingat Prabowo saat ini tengah naik daun. Penguasa dan pihak-pihak pendukung korupsi dan segregasi yang tidak menghendaki naiknya Prabowo sebagai presiden melakukan segala cara untuk menghambat laju dukungan terhadap Prabowo. Kelompok anti Prabowo yang menghendaki Indonesia menjadi negara bermono-religi dan mengusung primordialisme lebih cocok dan tepat untuk Hercules.

Partai Gerindra yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden diyakini banyak pengamat tidak cocok untuk Hercules. Lebih cocok Hercules bergabung dengan partai yang memiliki kedekatan dengan kalangan masyarakat yang tertutup pola pikirnya dan memiliki kedekatan dengan kelompok pragmatis pemburu kekuasaan seperti Partai Keadilan Sejahtera misalnya.

Namun demikian demi solidaritas partai dan kemanusiaan dalam rangka amar makruf nahi mungkar kebangsaan, Partai Gerindra tetap menerima dan merangkul semua pihak. Bahkan Muhammad Misbakhun pun sebelumnya berniat masuk ke Gerindra, namun disarankan politikus PKS yang pernah disangkutkan kasus Century itu berlindung di dedengkot korupsi, Partai Golkar. Nah, untuk Hercules yang tidak memiliki catatan kriminal apapun dan hanya diisukan sebagai preman dan penguasa Tenabang dan Jakarta Barat jelas diterima oleh Partai Gerindra. Gerindra lebih baik menerima seorang Hercules daripada para politikus DPR koruptor seperti Anas Urbaningrum, M. Nazaruddin, Luthfi Hasan Ishaaq, Maharany Suciono dan Andi Mallarangeng.

Jadi kesimpulannya Hercules seharusnya bergabung dengan PKS ketimbang Gerindra. Namun karena prinsip kemanusiaan dan faktor sosio-kultural, menerima Hercules sebagai istibat terhadap penerimaan Rasullullah SAW atas Umar ibn Khattab ke dalam haribaan Rasullullah SAW. Tidak ada manusia selamanya buruk, lebih baik bekas preman daripada bekas ustadz. Lebih baik menerima seorang Hercules daripada menerima Luthfi Hasan Ishaaq. Itulah prinsip yang sama yang dipegang oleh PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang serta-merta memecat Luthfi Hasan Ishaaq dan membuangnya ke tong sampah. PKS tidak berterima kasih atas jasa LHI.

Salam bahagia ala saya dan selamat datang Hercules ke dalam keluarga besar PKS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun