Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fahri Hamzah Lawan Tifatul Sembiring, Dua Pelanduk Bertarung, Gajah Menari-nari

13 Januari 2016   19:46 Diperbarui: 5 Agustus 2016   12:13 3726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Fahri Hamzah dan para sekondannya I Sumber Kompas.com"][/caption]

Perang terbuka antara Fahri Hamzah dan Tifatul Sembiring semakin nyata bagaikan dua ekor pelanduk bertarung sampai mati, gajah menari-nari. Senjakala Fahri Hamzah makin gelap gulita bermuram durja. Fahri Hamzah bergeming keukeuh memertahankan kekuasaan sebagai Pimpinan DPR RI meski diminta oleh pentolan partai agama PKS Tifatul Sembiring. Malahan Fahri Hamzah gentian melontarkan tudingan akan mulai beredarnya tekanan berupa sisiran kasus hukum-politik yang menyasar Tifatul Sembiring.

Mari kita tengok perang dua ekor pelanduk bertarung sampai mati, gajah menari-nari seperti Fahri Hamzah dan Tifatul Sembiring dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia girang senang suka-cita pesta-pora jungkir balik menonton dan menertawai Fahri Hamzah dan Tifatul Sembirang selamanya senantiasa.

Tak puas diminta turun oleh pentolan Majelis Syuro partai agama PKS Jufry, dan juga sindiran Tifatul Sembiring, Fahri Hamzah malahan berbalik mau mengadukan Tifatul Sembiring ke BPOD partai agama PKS. Intinya Fahri Hamzah melakukan perlawanan all-out bagaikan dua pelanduk bertarung hingga mati.

Fakta bahwa kekuasaan adalah hukum dan hukum adalah kekuasaan semakin benar adanya. Fahri Hamzah menyebut adanya pengaruh permintaan turunnnya Fahri Hamzah dari posisi Pimpinan DPR karena adanya gerakan yang mengarah pada sinyalemen sisiran hukum-politik dan politik-hukum pada Tifatul Sembiring. Tindakan Fahri ini dipastikan akan memberi peluang lebih besar serangan kepada Fahri Hamzah dan juga serangan balik Tifatul Sembiring dan pula para pentolan partai agama PKS yang sudah gerah melihat sepak terjang Fahri Hamzah yang membela Setya Novanto secara berlebihan.

Tradisi tabayun dan kesalehan partai agama PKS hilang ditelan sikap Fahri Hamzah. Sikap tawadhuk penuh keimanan tentang tidak perlunya jabatan buat kader dan perlu buat pentolan partai agama PKS coba dilanggar oleh Fahri Hamzah. Dalam pandangan hirarki feodal partai agama PKS, Fahri Hamzah bukanlah pentolan partai agama PKS dan tak dikehendaki berkuasa di posisi Pimpinan DPR yang gemerlap.

Fahri Hamzah dulu sering dibela oleh Hidayat Nur Wahid si wani piro yang belakangan diam tak membela Fahri Hamzah lagi karena sudah mengerami kekuasaan di MPR. Tak peduli nasib sekondannya bernama Fahri Hamzah. Saat ini siapa pun yang membela Fahri Hamzah akan berhadapan dengan elite partai agama PKS – karena target para pentolan meluruskan tradisi bergilir kekuasaan. Bagi yang sudah tidak memiliki kekuasaan di DPP, seharusnya menyingkir dari jabatan sementereng Pimpinan DPR. Itu garis partai yang jelas harus dipahami oleh kader termasuk Fahri Hamzah.

Maka kini partai agama PKS tengah berusaha untuk menjungkalkan Fahri Hamzah di tengah sudah tidak perlu dan tidak penting posisi Fahri Hamzah di mata Presiden Jokowi. Rontoknya koalisi Prabowo yang tercerai-berai dan porak-poranda sudah menghilangkan fungsi penting Pimpinan DPR. Koalisi Prabowo yang ambruk hanya membuat Fahri Hamzah sebagai political clown alias badut politik yang beberapa hari ini suaranya semakin sember dan tak enak didengar lagi. Fahri Hamzah kini bagaikan pelanduk yang menancapkan diri di batang pisang. Dan ketika berantem dengan Tifatul Sembiring maka baik Fahri Hamzah maupun Tifatul hanya akan menjadi dua pelanduk bertarung mati, gajah menari-nari di atas bangkai dua pelanduk.

 

Salam bahagia ala saya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun