Nasib nahas kembali menimpa PKS. Setelah kekalahan telak Hidayat Nur Wahid dalam Pilkada DKI dan kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaaq yang dibumbui dengan gratifikasi atau hadiah seks yang dilakukan oleh Maharany Suciono, kini PKS akan menghadapi kekalahan berikutnya. Selain Suswono, Mentan yang akan dicokok oleh KPK, PKS akan mengalami kekalahan dalam pilkada Gubernur Jawa Barat.
Dua survey yang telah dilakukan semuanya menunjukkan kekalahan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar - kasihan Deddy Mizwar dipakai sebagai ban serep Ahmad Heryawan, persis sama dengan Dede Yusuf yang dulu dijadikan vote getter oleh PKS. Setelah pundi-pundi PKS penuh di Jawa Barat, dengan entengnya sejak satu setengah tahun lalu Ahmad Heryawan meninggalkan kongsi politik dengan PAN. Baliho besar-besaran menghiasi Jawa Barat - seolah Aher digambarkan sebagai gubernur yang hebat. Jika memang hebat dan memiliki moralitas politik santun, tak akan mungkin Dede Yusuf meninggalkannya.
Kini hasil survey menunjukkan Dede Yusuf memimpin dalam semua survey yang dilakukan. Dede Yusuf memimpin dengan perolehan suara 32 % berbanding dengan 24% untuk Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar. Kemenangan Dede Yusuf ini lebih kepada perlawanan rakyat Jawa Barat yang tidak menginginkan pemimpin mereka segregatif dan mementingkan satu golongan yakni golongan PKS. Jawa Barat terdiri dari berbagai subsuku Sunda dan agama berbeda yang menuntut pemimpin atau gubernur yang menghargai perbedaan.
Tindakan Ahmad Heryawan yang menyerupai Hidayat Nur Wahid juga menyebabkan masyarakat Jawa Barat berpikir ulang dengan gubernur yang seperti itu. Jawa Barat membutuhkan gubernur yang amanah dan bukan gubernur yang hanya memimpin selama 3 tahun di Jawa Barat, sisanya untuk pencitraan untuk kursi jabatan kedua - jabatan kedua selamanya hanya akan dijadikan alat untuk kembali modal, atau istilah PKS ‘wani piro'. Masyarakat Jawa Barat belajar dari Pilkada DKI Jakarta yang menyingkirkan Hidayat Nur Wahid dari kemungkinan menjadi gubernur untuk masa jabatan kedua bagi Ahmad Heryawan.
Kini diyakini bahwa Dede Yusuf akan menghentikan langkah gubernur incumbent alias petahana Ahmad Heryawan dan PKS untuk memenangi Pilkada Jawa Barat. Selain figur Dede Yusuf yang memang menjual, kasus korupsi Luthfi Hasan Ishaaq yang mengorupsi daging sapi mentah impor yang diyakini melibatkan gratifikasi hadiah seks paling kentara dalam sejarah korupsi di Indonesia, juga turut berperan dalam menghancurkan harapan PKS untuk berkuasa di Jawa Barat.
Kekuasaan PKS selalu tidak dijalankan sesuai dengan amanah rakyat, contohnya Nur Mahmudi Ismail yang tidak berbuat apa-apa di Kota Depok. Kota Depok adalah Kota tanpa fasilitas memadai. Uang pajak rakyat APBD hanya digunakan untuk sesuatu yang tak berguna bagi rakyat. Itulah beberapa penyebab yang membuat PKS menangis dalam Pilkada Jawa Barat. Cukup sudah Jawa Barat dipimpin oleh gubernur dari kalangan partai koruptor, PKS. Selamat jalan Ahmad Heryawan, selamat datang Dede Yusuf Macan Efendi.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H