[caption caption="Hary Tanoe I Sumber Kompas.com"][/caption]
Perang antara Hary Tanoe dengan Kejaksaan Agung baru dimulai. Hary Tanoe sejatinya tengah menanam duri hukum di Kejaksaan Agung bagi dirinya sendiri. Informasi dari Kejaksaan Agung akan menindaklanjuti SMS Hary Tanoe secara hukum. Hary Tanoe pun tak gentar dan melaporkan ke Bareskrim Polri. Seharusnya untuk melawan Kejaksaan Agung dan berani sesumbar, Hary Tanoe harus belajar dari the untouchable, mighty, and unstoppable Setya Novanto untuk berani nekad melawan Kejakasaan Agung dalam perkara pajak dan korupsi atas nama pajak Mobile 8.
Mari kita telaah cara Hary Tanoe menanam duri hukum dan upaya perlawanan Kejaksaan Agung yang tengah menghentikan upaya Hary Tanoe menjadi the untouchable baru dengan hati gembira ria riang girang senang sentosa bahagia suka-cita pesta-pora menonton jatuhnya Hary Tanoe dalam khasanah upaya memenangi kasus pajak dan belitan korupsi mobile 8 selamanya senantiasa.
Menang kasus melawan Bede Tutut Soeharto, bukan berarti Hary Tanoe telah menjadi the untouchable. Memiliki rumah bertembok empat meter dengan pengawalan ketat ke mana pun, bukan berarti Hary Tanoe telah menjadi the unstoppable. Memiliki stasiun televisi bekas punya Bude Tutut Soeharto bukan berarti Hary Tanoe menjadi the mighty. Belum dan tak akan.
Begitu Kejaksaan Agung hendak menelisik dan mengusut kasus pajak dan belitan korupsi Mobile 8, Hary Tanoe diyakini mengirimkan SMS bernada ancaman ke Kejaksaan Agung. Sesumbar pun dilakukan bahwa Hary Tanoe adalah calon pemimpin dengan modal Partai Perindo.
Kini, yang akan terjadi adalah Hary Tanoe telah menebarkan bibit perseteruan hanya karena merasa kaya raya dan tak tersentuh hukum. Bantuan kepada Prabowo dalam masa kampanye tidak berarti membuat Bude Tutut diam. Bude Tutut tetap meminta hak Bude terkait TPI dengan cara apapun nanti.
Pun, bibit perseteruan yang ditanam di Kejaksaan Agung tidak akan menguntungkan sama sekali untuk Mobile 8 dengan segala kasusnya. Justru kasus Mobile 8 akan menggelinding dan tak akan dapat dihentikan dan meluncur tanpa arah ke mana pun selain yang dimaui oleh Hary Tanoe.
Pun tentang keinginan menyerupai Ahok pun tak akan kesampaian karena Ahok berbeda dengan Hary Tanoe. Semestinya jika memilih jalan pamer kekuatan, Hary Tanoe mencontoh Setya Novanto. Setya Novanto menjalin pertemanan dengan semua orang di mana pun, sehingga ke mana pun, akan menemukan teman. Bahkan Presiden Jokowi pun sekarang kalang kabut menghadapi Papa Minta Saham, sampai the Operators mendesak Presiden Jokowi dalam kasus Papa Minta Saham untuk bertindak dan memberikan signal: go ahead to conduct another silent operation to corner Muhammad Riza Chalid, the biggest and stronggest mafia in Indonesia, and Setya Novanto. Itu yang harus dipelajari oleh Hary Tanoe.
Dengan tindakan benar atau tidak benar terkait SMS itu, Hary Tanoe tengah menjebak dirinya sendiri dan dipastikan Mobile 8 akan meluncur deras. Pun Hary Tanoe akan dijadikan ATM dalam partai Perindo sebagaimana diperas dalam NasDem dulu. Pun secara hukum, dengan berseteru dengan Kejaksaan Agung, Hary Tanoe menanam benih permusuhan hukum yang akan menghancurkannya. dan satu lagi, pemimpin itu yang memilih rakyat bukan menulis SMS mengaku diri mau menjadi pemimpin Indonesia, tak akan ada yeng memilih pemimpin seperti Hary Tanoe sampai kiamat pun. Apalagi kalau bertanya sama Bude Tutut pasti diiyakan: tak ada yang akan menjadikan Hary Tanoe pempimpin Indonesia, apalagi ingin seperti Ahok. Ahok hatinya bersih dan tak pernah berurusan dengan hukum seperti dengan Bude Tutut Soeharto.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H