[caption caption="Krishna Murti dan Aziz I Sumber www.vidio.com"][/caption]
Ditantang Razman Nasution oleh pengacara Daeng Aziz, polisi cerdas pengangkat TURN BACK CRIME Krishna Murti mengeluarkan jurus maut: logika hukum dan kekuatan. Maka perkembangan terbaru pembongkaran Kalijodo kini menjadi cerita cemoohan dan pujian. Para preman dan barisan al munafikun tentu akan mencemooh Ahok, Polda Metro, TNI, bahkan Presiden Jokowi yang mendukung penertiban Kalijodo. Pihak yang memuji cuma satu: warga yang masih waras.                                     Â
Mari kita telaah hantaman Krishna Murti yang telak akan menyeret banyak orang sebagai pesakitan dengan menertawai Daeng Aziz dan Razman Nasution yang menantang Krishna Murti dengan hati gembira ria riang senang girang bahagia menari menyanyi melihat akhir kisah preman-preman Kalijodo selamanya senantiasa.
Razman Nasution sebagai kuasa hukum kemarin (19/02/2016) menantang Krishna Murti dan bahkan mengancam akan melaporkannya ke Propam Polri. Razman pun tidak takut kepada Krishna Murti. Bagi Krishna Murti, segala sepak terjangnya dalam menertibkan Kalijodo adalah langkah sesuai dengan hukum dan adanya kemauan Pemda DKI, c.q Ahok. Krishna Murti pun memahami jika melakukan tindakan pembongkaran tanpa landasan hukum tentu akan berakibat salah di mata hukum.
Razman sebagai pengacara belum apa-apa dibandingkan dengan sepak terjang Krishna Murti. Krishna Murti malang melintang di dunia politik-hukum dan mengerti semua detil Kalijodo. Krishna Murti sebagai reserse memiliki segudang pengalaman dan tahu rumah dan tongkrongan preman. Bagi Krishna Murti, tidak ada persembunyian Daeng Aziz, Agus, Taryana, Bambang, Muzakir, baik kelompok Makassar maupun Bugis dan beberapa pentolan. Bahkan Krishna Murti mengetahui detil nama alias mereka!
Krishna Murti juga mengetahui dengan baik jaringan preman Kalijodo, Bongkaran Tenabang, rel kereta api Jatinegara, Priok, Kota. Selain itu kaitan dengan distribusi miras yang dikuasai para preman Kalijodo juga merambah Kali Prancis di Tangerang, Kalimalang, Parung sampai ke Puncak. Mereka inter-related dan tak terpisahkan. Maka tak salah ketika Daeng Aziz pun mengadu terhadap Lulung yang orang Tenabang. Tuh.
Bahkan usaha para preman itu secara resmi berkembang dengan bekerjasama dengan pengusaha hotel, café dan tempat hiburan seperti Alexis dalam menyediakan tenaga dan minuman. Para preman Kalijodo – yang sebagai awal mendapatkan modal besar murah tanpa pajak apapun dan berdiri di atas lahan negara – berkembang menguasai saham tempat hiburan kelas atas.
Krishna Murti pun mengetahui seluruh sepak-terjang aliran dana Daeng Aziz secara transfer bank atau pun penyerahan secara cash. Kepada siapa uang mengalir, dan untuk pembelian dan bisnis properti lainnya pun diketahui dengan sangat jelas. Bahkan Walikota Jakarta Utara menyebut Daeng Aziz sudah kaya raya dan menghimbaunya untuk tobat, kek.
Himbauan itu tak ditanggapi malah menyewa Razman Nasution untuk memberikan perlawanan terhadap Krishna Murti – bukan lagi Ahok. Pilihan melawan Polri ini membuat Daeng Aziz porak-poranda. Seluruh jaringan distribusi bisnis Kalijodo akan diberantas tuntas. Semuanya karena perlawanan secara salah kaprah dan tantangan Aziz dan Razman Nasution.
Pagi tadi, Krishna Murti dan Tito Karnavian melakukan Operasi Pekat di Kalijodo dan menemukan ratusan senjata tajam, panah, kondom, miras illegal, yang tentu akan digunakan untuk menjerat pemiliknya secara hukum. Logika hukum Krishna Murti menghantam telak Daeng Aziz. Peringatan halus TURN BACK CRIME Krishna Murti yang dinafikan oleh Daeng Aziz – malah menantangnya dengan menyewa Razman – telah memojokkan Daeng Aziz ke penjara.
Plus, Razman terlalu naïf dan tidak mengingat bahwa Polri memiliki kekuatan dan bukan hanya kekuatan hukum, tetapi kekuatan intelejen yang tak bisa disepelekan – jauh dari kehebatan kontra-intelejen amatiran milik para preman yang mengendap-endap seperti maling ayam.