Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

7 Prestasi SBY 2004 – 2014 dan Bencana Akibat Ulah Manusia

2 Februari 2014   17:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bencana Tsunami 2004 adalah yang terbesar sepanjang sejarah Nusantara dan Asia. Tsunami Aceh adalah bencana tsunami terbesar ketiga di Bumi. Itulah sambutan terhadap kekuasaan manusia, sambutan kepada penguasa Indonesia yang berkuasa baru: Susilo Bambang Yudhoyono. Kini hampir sepuluh tahun, letusan dan bencana Sinabung adalah bencana terbesar dan akan berlangsung bertahun-tahun di Tanah Batak Karo setelah letusan Gunung Api Toba pada zaman purba - yang membentuk Danau Toba. Itulah sambutan terhadap kekuasaan manusia, sambutan kepada penguasa Indonesia yang akan lengser: Susilo Bambang Yudhoyono. Kenapa banyak sekali bencana pada masa kepemimpinan SBY?

Terdapat paling kurang 7 prestasi SBY sebagai penguasa Indonesia sejak 2004 sampai detik ini. Prestasi tersebut didasarkan pada kenyataan banyaknya bencana selama SBY memegang kendali kekuasaan.

Prestasi pertama, amanah berkuasa yang diberikan disinyalir disalahgunakan oleh Partai Demokrat yakni dengan melakukan korupsi. Bukan hanya Demokrat yang korupsi namun semua partai politik pemegang amanah ikut berjamaah melakukan korupsi. PKS yang mengakupartai agama juga tak kalah semangat empat lima mengorupsi uang rakyat. Bahkan partai oposisi semacam PDIP pun melakukan korupsi - ini akibat kepemimpinan yang tak memegang amanah.

Prestasi kedua, SBY tidak memimpin Indonesia. Namun ia justru mengikuti kemauan para pemimpin partai anggota koalisi. Hal ini menyebabkan amanah untuk SBY - jika memang ada - terkotori oleh ‘tidak memegang amanah'. Amanah harus dipegang. Disuruh memimpin SBY seharusnya memimpin, bukan malah dipimpin oleh si Lumpur Lapindo Aburizal Bakrie atau koruptor ustadzah Luthfi Hasan Ishaaq atau Fahri Hamzah.

Prestasi ketiga, SBY tidak pro rakyat Indonesia. Indonesia diajak mengimpor produk pertanian dan perikanan. Potensi laut dan pertanian serta hutan dibiarkan. Indonesia menjadi pasar produk peternakan dan laut - yang dicuri dari peraiaran Indonesia oleh kapal-kapal Vietnam, Thailand, China dan Malaysia. Ekonomi Indonesia menjadi ekonomi liberal.

Prestasi keempat, SBY bertindak selalu lamban. Pemimpin harus cepat bertindak dan grusa-grusu. Bukan diam menunggu. Berbagai kasus hukum seperti kisruh Cicak dan Buaya, KPK versus Polri ditangani setelah heboh berlarut-larut. Demikian pula penanganan kebijakan selalu terlambat dan tak diperhatikan dan menjadi tontonan. Kisruh harga daging sapi tak pernah selesai. Soal kedelai pun demikian. Soal gas pun juga demikian. Kenapa? SBY lambat bereaksi dan tak memiliki rencana kerja. Menteri-menteri SBY pun sibuk nyaleg dan mengurus partai dan kepentingan partai sejak menjabat sebagai menteri. Hasilnya banyak persoalan muncul semakin menumpuk.

Prestasi kelima, SBY lebih asyik terhadap gadget dibanding mengurusi rakyat miskin. Facebook, Twitter dijadikan alat sosialisasi pribadi dan presiden. Pemakaian media sosial ini menunjukkan SBY kebanyakan waktu dan seperti perbuatan kurang kerjaan. Sebagai presiden SBY seharusnya menyingkirkan hobby main gadget dan medsos untuk kepentingan lebih besar yakni mengangkat dan membasmi kemiskinan. Ingat ada 29,000,000 (baca: dua puluh sembilan juta) mulut yang perlu makan kenyang. Lebih indah dan afdhol presiden mengurusi orang miskin daripada main gadget yang tak bermanfaat sama sekali.

Prestasi keenam, SBY lebih suka mengurusi kepentingan pribadi dibanding urusan bencana misalnya. Contoh, gerak lambat penanganan tsunami 2004. Para relawan asing sudah berdatangan SBY belum muncul. Posko bencana di Merapi Jogjakarta dibuka setelah penanganan dan bantuan masyarakat menyemut. Bencana Sinabung dan Jakarta dibiarkan malah rapat partai di Bali untuk kepentingannya sendiri: partai lebih menarik dibandingkan dengan warga Jakarta yang kebanjiran.

Prestasi ketujuh, SBY sensitif dan pecinta keluarga. Sifat sensitif soal keluarga ini membuat SBY banyak mendapatkan teman-teman seperti Bunda Putri, Bu Pur, Bu Ani dan sebagainya yang terkait dengan keluarga dan kebijakan Cikeas yang tumpang tindih. Akibatnya, banyak kebijakan menjadi mentah dan tak jelas karena kebijakan diintervensi dan dibisiki oleh para pembantunya. Ini menjadi masalah dan banyak disebut seperti peran Bunda Putri, Bu Pur oleh Luthfi Hasan Ishaaq. Sampai sekarang tak jelas sosok Bu Pur, Bunda Putri yang terkait banyak proyek termasuk Hambalang.

Prestasi kedelapan, SBY takut kepada Singapura dan Malaysia. Terkait bencana asap SBY meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia. Padahal yang membakar hutan adalah perusahan Malaysia. Pun dalam hal perjanjian keamanan Indonesia tidak bisa mendapatkan hak ekstradisi para koruptor yang bersembunyi di Singapura. Kalau presiden Bung Karno pasti saat ini Indonesia akan membumihanguskan Singapura. Bahkan pelanggaran di Ambalat oleh kapal-kapal Malaysia selalu dibiarkan. Harusnya lakukan penembakan dan penenggelaman kapal Malaysia. Sayangnya kapal perang Indonesia hanya berkecepatan 20 knot, sementara kapal Malaysia berkecepatan 50 knot.

Demikianlah tujuh prestasi SBY selama menghuni Cikeas dan berkantor di Istana Negara. Prestasi yang percaya atau tidak menimbulkan efek domino berupa tanda-tanda alam berupa sambutan tsunami 2004 dan Sinabung serta bencana lain yang akan menyusul. Kita tahu bahwa pemimpin adalah contoh dan simbol negara dan akibat pemimpin yang tak amanah adalah rakyat akan sengsara. Dan alam pun akan menghukum: lagi-lagi rakyat kecil yang menjadi korban. Ya 29 juta orang miskin adalah contoh prestasi SBY selama ini. Tolonglah Bung Beye bagaimana mengatasi 29 juta orang miskin di Indonesia. Atau, bencana akan mengunci dan mengakhiri kekuasaan SBY seperti halnya tsunami sebagai pembuka kekuasaan SBY?

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun