Pemerinthan Presiden Jokowi baru berumur sekitar 9 bulan. Namun tampak sekali Presiden Jokowi membahyakan jika dibiarkan terus memerintah. Indikasi bahaya yang mengancam itu menimbulkan reaksi yang sangat masif dan mengejutkan. Bahkan indikasi 7 indikasi bahaya yang mengancam berbagai pihak dalam kiprahnya di Indonesia selama ini. Itu sudah berlangsung sejak Presiden Jokowi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia. Mari kita telaah bahaya yang mengancam itu dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia suka cita tertawa riang pesta pora selamanya senatiasa.
Pertama, Presiden Jokowi mengindikasikan berbahaya bagi banyak pihak karena dengan berani membuat keputusan tidak popular seperti menghapus subsidi BBM, pada sebulan dia memerintah. Ini jelas ancaman dan bahaya yang luar biasa dan berpesta dengan adanya disparitas harga BBM yang berbeda antara harga industri dan harga subsidi. Membahayakan siapa? Para koruptor #polittdan mafia migas.
Kedua, Presiden Jokowi tidak tunduk pada keinginan importir pemburu rente. Presiden Jokowi membangun infrastruktur secara masif menghancurkan amanat para importir rezim SBY untuk tidak membangun infrastrukur. Pembangunan infrastruktur ini membahayakan para importir yang menikmati perdagangan tanpa membangun pabrik dan tidak menyerap tenaga kerja. Dengan tidak membangun infrastruktur, maka importir akan menuai keuntungan. Yang buntung adalah rakyat yang disuguhi baju bekas sampah. Membahayakan siapa? Importir hitam yang selama ini menikmati kebijakan salah rezim SBY.
Dengan membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, tol, bandara, pelabuhan, listrik, dan bendungan, Presiden Jokowi membahayakan dan menjadi ancaman bagi para mafia impor.
Ketiga, Presiden Jokowi menggalang kekuatan politik senyap. Penggalangan politik senyap ala Presiden Jokowi yakni dengan penguatan institusi dan lembaga yang berada di bawah pengaruh Presiden Jokowi. Yakni TNI, Polri, BIN, dan organisasi kemasyarakatan-politik. Konsolidasi senyap ala Presiden Jokowi menghancurkan kekuatan anti Presiden Jokowi. Membahayakan siapa? Para pegiat anti Presiden Jokowi yang gatel ingin menurunkannya seperti Fadli Zon, Fahri Hamzah yang nyinyir dan bahkan Effendi Simbolon dan Rieke Dyah Pitaloka.
Keempat, Presiden Jokowi melakukan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi dengan merangkul TNI, Polri, kejaksaan, dan KPK secara koordinatif. Siapa yang terancam dan membahayakan siapa? Para koruptor di bawah rezim SBY yang merajalela.
Kelima, Presiden Jokowi menghukum secara keras bandar narkoba. Bandar narkoba dan kaki tangan mereka di semua lini melakukan perlawanan dengan semakin kencang menggunakan lapas, penjara, tahanan sebagai sarang peredaran narkoba. Membahayakan siapa? Pengedar narkoba dan mafia peredaran narkoba.
Keenam, politikus lawan dan kawan Presiden Jokowi yang korup. Mereka gerah sekali dengan langkah-langkah konsolidasi politik presiden Jokowi. Mereka merasa terancam kepentingannya dengan penggalangan politik Presiden Jokowi. Ketujuh, para anggota DPR. Para anggota DPR yang membayangkan dengan modal strategi culas MD 3 dan kekuatan parlemen yang hebat akan gampang memaksa Presiden Jokowi untuk kompromi.
Kasus Budi Gunawan yang dijadikan jebakan untuk menggelindingkan delegitimasi terhadap Presiden Jokowi dilawan oleh Presiden Jokowi dengan tegas. Menolak pelantikan Budi Gunawan. Bemper Presiden Jokowi untuk kasus ini adalah rakyat.
Dengan tujuh hal tersebut memang Presiden Jokowi sangat membahayakan bagi para koruptor, mafia, pengedar narkoba, pejabat korup, para pencuri, pengusaha nakal, para pegiat anti Presiden Jokowi yang gagal move on, dan tentu para pendukung status quo yang hanya menginginkan keuntungan bagi kroni dan mafia mereka.
Salam bahagia ala saya.