Menyadari ulah dan gerakan SBY untuk Agus gagal total – karena publik sudah tahu drama melankolis penuh memelas SBY – maka SBY pun kebingungan mencari alat untuk menyerang siapa pun yang dianggap tidak menguntungkan buat dirinya. Salah satu sasaran adalah Presiden Jokowi yang dimintai pertanggungjawaban soal (1) penyadapan – yang tidak ada, (2) digerudug massa, (3) ciutan memelas lainnya yang tak berguna bagi bangsa dan negara.
Maka (1) peta dan kekuatan politik yang sudah berubah – dan pengendalian massa oleh TNI-Polri, (2) penegakan hukum terhadap pelaku tersangka makar, penistaan Pancasilan oleh Rizieq FPI dan beberapa kasus lainnya yang membelitnya. Juga kasus pornografi dan penggaran UU ITE oleh Firza Husein dan yang menyebutkan percakapan yang diduga dilakukan oleh Firza Husein dan Rizieq FPI, serta (3) dukungan publik terhadap kasus Ahok yang sudah melempem karena kesadaran akan perilaku Rizieq FPI yang takut diperiksa di Polda Jabar, membuat SBY dkk semakin kehilangan akal.
Dan dapat dipastikan mayoritas publik DKI Jakarta tidak akan mau memilih Agus karena tahu sikap SBY yang melodrama. Pun publik semakin tahu posisi politik Ahok dan kasus Ahok adalah kasus politik dan politisasi bukan kasus lainnya. Oleh karenanya elektabilitas Ahok semakin membaik dan tetap memimpin. Publik DKI pun mayoritas tak akan memilih Anies karena Anies didukung oleh FPI. Mayoritas warga DKI Jakarta bukanlah pendukung FPI atau pun partai agama PKS. Partai-partai nasionalis PDIP, Golkar, NasDem, Gerindra lebih memiliki pendukung disbanding mereka.
Jadi upaya SBY yang memainkan politik zig-zag dengan melodramanya gagal total. Termasuk upaya menarik dukungan dengan memanfaatkan gerakan FPI juga gagal total mendukung Agus – dengan teriakan untuk menyingkirkan Ahok oleh SBY. Publik kali ini akan menghukum SBY secara politik dengan warga DKI mencampakkan Agus dari pemilihan dengan cara tidak dipillih. Warga DKI cerdas dan dipastikan Ahok akan memenangi persaingan dua putaran dengan lawan Anies. Anies akan tersingkir seperti Fauzi Bowo disingkirkan oleh Jokowi-Ahok. Dan upaya SBY pun gagal total dan tinggal gigit jari. Dan bonus untuk kasus Ahok yang sejatinya akan disetir sebagai blessing in disguise yang menguntungkan SBY dengan Agusnya justru semakin membukakan mata publik siapa sesungguhnya manusia bernama SBY yang rakus dan ambisius dalam kekuasaan.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H