Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dwi Estiningsih dan Piagam Madinah dalam Keberagaman NKRI

25 Desember 2016   20:05 Diperbarui: 25 Desember 2016   20:19 4312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Al Qur’an menyampaikan seluruh kebenaran bukan untuk ditujukan menyebarkan kebencian di antara umat manusia. Allah SWT pun adalah rabbul alamin – Rabb atau Tuhan bagi seluruh alam termasuk semua isinya. Al Qur’an sebagai petunjuk kebenaran bagi yang mau beriman namun tidak ada perintah untuk membunuh dan melukai orang kafir atau non-kafir. Kebenaran dan hidayah menjadi jaminan yang datangnya dari Allah SWT. Roh tentang pernyataan dalam Al Qur’an tentang kafir, kuffar  bukan ditujukan untuk membenci non-mukmin dan non-Islam.  

Maka Dwi Estiningsih yang melakukan cuitan untuk menyebut orang lain sebagai kafir hanyalah ciutan berdasarkan keinginan Dwi Estiningsih berdasarkan kehendak pribadi. Tentang tujuannya hanya Dwi Estiningsih yang tahu. Namun yang jelas Al Qur’an tidak pernah mengajarkan kebencian kepada umat lain selain non-muslim dan bahkan bagi agama-agama lain pun dijamin eksistensinya oleh Allah SWT. Dan Allah SWT pun adalah Tuhan bagi seluruh umat manusia bahkan alam semesta – Rabbul alamin, Tuhan seluruh alam semesta.

Jadi dalam kaitan Dwi Estiningsih apa yang dilakukan oleh Dwi Estiningsih kader partai agama PKS itu merupakan pandangan pribadi yang Dwi Estiningsih  harus belajar tentang Piagam Madinah yang mengatur komuniatas beragam, dan Al Qur’an, serta contoh perilaku Muhammad SAW, tidak pernah mengafir-kafirkan orang Yahudi, dan menyebut orang Yahudi sebagai Yahudi, dan jauh dari tujuan menyebarkan kebencian dan niat negatif.

Pun predikat dan istilah kafir seharusnya tidak digunakan untuk menyakiti dan menyerang orang lain dan hanya dalam hati disimpan sebagai bentuk mengatur hablum minannas – hubungan antar manusia; dan keimanan sebagai bentuk hablum minallah – hubungan dengan Allah SWT. Dan, ingat bahwa Indonesia ada karena perjuangan manusia Indonesia dengan berbagai agama yang berbeda – dan yang jelas belum tentu Dwi Estiningsih akan menjadi pahlawan nasional Indonesia dengan pandangannya  yang sempit seperti itu melihat sejarah.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun