Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Ridwan Kamil, Ali Sadikin, dan Mitos Dominasi Jawa atas Sunda di Jawa dan Indonesia

1 Februari 2016   18:12 Diperbarui: 2 Februari 2016   09:59 3166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Walikota Bandung Ridwan Kamil I Sumber Kompas.com"][/caption]Ridwan Kamil digadang menantang Ahok. Tak ada orang lain selain Ridwan Kamil yang mampu menandingi luncuran Ahok menjadi Gubernur DKI 2017. Ridwan Kamil adalah fenomena. Ridwan Kamil seperti halnya Presiden Jokowi dan Walikota Surabaya Risma adalah pemimpin yang dilirik partai. Mereka adalah pemimpin yang dibutuhkan oleh partai – dan mereka bukanlah politikus per se. Namun dalam pencalonan menuju pemimpin politik nasional sebagai Presiden RI, dengan batu pijakan meloncat jabatan Gubenur DKI, Ridwan Kamil dipastikan akan dibayangi oleh mitos dominasi Jawa atas Sunda  dalam sejarah Nusantara.

Mari kita tengok dilemma psikologis yang dialami oleh Ridwan Kamil terkait rancangan pencalonan dirinya menjadi cagub DKI Jakarta, lalu melangkah menuju pencalonan Presiden RI dalam ganjalan mitos dominasi Jawa atas Sunda dengan hati gembira ria riang girang senang suka-cita pesta-pora menari menyanyi selamanya senantiasa. 

Kini Ridwan Kamil tengah mengalami dilemma terkait pencalonannya sebagai cagub DKI 2017. Upaya satu-satunya yang akan dilakukan oleh Ridwan Kamil adalah sholat istiharoh meminta petunjuk kepada Allah SWT ketika dihadapkan pada berbagai pilihan sulit. Kenapa? Kini Ridwan Kamil menjadi putra Sunda paling menonjol saat ini memiliki masa depan yang sangat cerah. Yang paling menggoda adalah terdapat peluang menjadi Gubernur DKI Jakarta menantang Ahok. Dorongan menjadi gubernur ini diilhami oleh Presiden Jokowi yang mulai dari walikota Solo, gubernur DKI, lalu menjadi Presiden RI. Tentu Ridwan Kamil risau tiada batas melihat peluang fatamorgana di depannya.

Akhirnya, bagi Rdwan Kamil terdapat dua pilihan dengan dua harapan yang ujungnya adalah Ridwan Kamil bisa menjadi Presiden Republik Indonesia pertama dari tanah Pasundan.  Pilihan pertama (1) adalah Ridwan Kamil tetap menjadi Walikota Bandung dan menjadi Gubernur Jawa Barat. Pilihan kedua (2) adalah menjadi cagub DKI Jakarta, dan menjadi capres 2019.

Dari dua pilihan itu, yang memberatkan adalah mitos yang dipercayai oleh masyarakat Sunda bahwa pemimpin Jawa selalu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang dianggap dituakan. Maka sebagai bangsa terbesar di Provinsi Jawa Barat yang memiliki pemilih terbesar di Indonesia, masyarakat Sunda terbiasa dengan pemimpin dari Jawa Tengah atau Jawa Barat.

(Bahkan dalam pemberontakan DI/TII yang mendapatkan dukungan kuat masyarakat Sunda di Garut, Sumedang dan Tasikmalaya, pimpinannya adalah Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, pria Jawa kelahiran Cepu, bukan orang Sunda. Bahkan Proklamasi NII oleh Kartosoewiryo dilakukan di desa Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak saat itu, Tasikmalaya menjadi salah satu daerah pantauan radikalisme – juga banyak pemuda berperang di Afghanistan pada dekade 1980-1990 yang bermetamorfose menjadi simpatisan jamaah Islamiyah dan belakangan ISIS. Akhir Desember 2015, 2 orang terduga teroris Asep Urip dan Zaenal ditangkap, selain penangkapan teroris di Banjar dan Majalaya.)

Pada mulanya Kartosoewiryo mendapat dukungun masyarakat Jawa Barat, namun ketika masyarakat Sunda dijelaskan, akhirnya Operasi Baratayudha oleh Pasukan Siliwangi, berhasil melokalisir keberadaan Kartosoewiryo dan dibiarkan terkepung sampai akhirnya dijepit oleh TNI di Gunung Sangkar dan Gunung Geber – dua gunung keramat yang menjadi lambang keabadian Prabu Siliwangi.

Sebenarnya, kisah sejarah pemimpin Indonesia dari putera Sunda seharusnya terjadi ketika Ali Sadikin menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun, lagi-lagi.titi-mongo-nya salah. Ali Sadikin adalah putra Sunda paling menonjol yang mampu mengubah Jakarta. Namun, lagi-lagi kelahirannya bersamaan dengan berkuasanya salah satu orang terkuat di Indonesia dari Jawa: eyang saya Presiden Soeharto. Perlawanan atas kekuasaan tirani dan diktator ala eyang saya Presiden Soeharto dilawan oleh Ali Sadikin dengan Petisi 50.

Setelah Ali Sadikin, kini muncul Ridwan Kamil yang memiliki latar belakang mirip dengan Bung Karno – arsitek. Dalam diri arsitek ada jiwa seni, kreativitas, kejujuran, petualangan, yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin. Dan .. itu ada dalam diri Ridwan Kamil saat ini. Terlihat dalam memimpin Bandung, Ridwan Kamil menunjukkan sisi sebagai orang yang bisa menginspirasi – bukan seperti Gatot Pujo yang bisa korupsi walau sesama didukung oleh partai agama PKS naiknya Kang Emil maupun Gatot Pujo.

Ridwan Kamil sebagai orang cerdas tentu tahu dan merasakan mitos tersebut. Maka dilemma pertama menjadi membelenggu pikirannya. Pertimbangan dilemma pertama, (1) maju sekarang sebagai Gubernur DKI – dengan digandeng oleh Gerindra dan partai agama PKS – tentu tak menguntungkan, terlebih lagi yang dilawan (2) Ahok telah jelas mendapatkan momentum di DKI Jakarta.

Jadi, lahirlah dilema kedua yang membelenggu  pikiran Ridwan Kamil (1) menunggu pilkada Jawa Barat berbeda dengan DKI terkait kekuasaan karena Gubernur DKI menjadi satu-satunya gubernur yang memiliki kuasa anggaran langsung APBD, Jawa Barat tidak. Serta berakibat pelik lahirkan anak dilemma yakni (2) menjadi Gubernur Jawa Barat akan menutup kesempatan menjadi Presiden RI, meniru langkah Presiden Jokowi, (3) pun Ridwan Kamil juga menyadari bahwa melawan Presiden Jokowi pada 2019 akan sangat susah karena Presiden Jokowi akan menggandeng kalangan militer pada periode II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun