[caption caption="Kepala BIN Sutiyoso I Sumber Kompas.com"][/caption]
Dalam dan dengan bela sungkawa dan keprihatinan atas teror ISIS di Jakarta, luar biasa positif reaksi dunia terhadap rakyat Indonesia. Sejak awal aparat bertindak sigap. Pejabat kepolisian Budi Gunawan, Badrodin Haiti, Tito Karnavian, Pangdam Jaya, TNI, dan BIN memantau langsung di lapangan. Berdasarkan informasi valid, Kepala BIN Sutiyoso pun dengan cepat menyampaikan ISIS di belakang teror. Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memantau langsung atas instruksi Presiden Jokowi dengan pernyataan jelas: Indonesia jangan takut. Ajakan Presiden Jokowi itu direspon secara cepat media massa. Mari kita ikuti penguasaan ilmu psikologi massa pemimpin seperti Presiden Jokowi yang mampu menggerakkan keberanian bangsa melawan aksi teror dengan hati gembira ria senang sentosa pesta-pora menghajar teroris selamanya senantiasa.Â
Gema keberanian dari mulai tukang sate sampai tagar keberanian dikumandangkan rakyat Indonesia. Tujuan pengalihan untuk menakuti rakyat dengan berbagai isu pun gagal total. Â Hal itu tak lepas dari kompaknya eksekutif dan aparat keamanan dalam menangani teror.
(Meskipun DPR berisik akan mengadakan dengar pendapat dengan BIN terkait ledakan bom juga komentar nyinyir Ketua DPR Ade Komaruddin yang memertanyakan kinerja BIN dan menuduh terjadi kecolongan…emang maling hehehe. Soal teroris bukan sesuatu yang 100% bisa diantisipasi karena yang bergerak aktif adalah musuh di luar kendali dan kemauan aparat keamanan dan intelejen. Fungsi intelejen adalah mengantisipasi gerakan dan jika sudah ada bukti niatan, perbuatan, baru bisa ditindak. Nah, sebagian sebelum terendus – ada selama tahun 2015 ancaman 1.052 indikasi teror dan puluhan terbukti dapat dilumpuhkan oleh aparat keamanan, BIN, Polri dan TNI)
Para pemimpin dunia menghargai kesigapan aparat keamanan Indonesia dalam menangai teror di Jakarta. Hanya di Indonesia para polisi dengan bermodalkan pistol dan rompi anti peluru berjibaku langsung dengan teroris dan menggagalkan teror dari korban lebih banyak. Tanggung jawab dan kesigapan yang luar biasa. Hingga korban berhasil diminimalisir.
(Toh kesigapan ini juga ditanggapi nyinnyir dengan memertanyakan keberadaan intelejen dan polisi non Densus 88 di lokasi. Perlu diketahui bahwa untuk mengamankan tempat strategis ditempuh dengan dua cara (1) tidak perlu show of force seperti kehadiran Polisi dua berbaju putih yang menembak mati teroris, dan (2) pamer kekuatan dengan senjata laras panjang dan seragam lengkap. Keduanya memiliki dua tujuan berbeda. Yang pertama digunakan untuk memberikan kejutan jika terjadi teror – dan benar teroris tak menyangka di Starbucks telah ada polisi)
Presiden Jokowi selama perayaan akhir tahun menghargai pekerjaan aparat keamanan dalam melakukan pengamatan dengan menangkap banyak terduga teroris. Kini dengan adanya ledakan dan teror ISIS dengan serangan di kawasan Sarinah, tindakan represif langsung dilakukan dengan menangkap para teroris di seantero Indonesia: Tegal, Balikpapan, Depok, Jakarta, Bekasi dan sebagainya. Bahkan penyandang dana pun berhasil diendus dengan cepat.
Dengan kepemimpinan Presiden Jokowi yang tegas melawan teroris, dengan unjuk keberanian, maka rakyat pun percaya dengan aparat keamanan dan dengan demikian tujuan teroris digagalkan. Dari sikap dan reaksi serta pernyataan tepat: jangan takut, kita tidak takut dengan teror, yang dilontarkan kepada Presiden Jokowi dengan contoh mendatangi lokasi ledakan bom beberapa jam setelah kejadian sungguh memberi keyakinan dan kepercayaan kepada rakyat Indonesia karena kemampuan aparat keamanan menjamin keamanan di Indonesia.
Salam bahagia ala saya.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI