Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reza Chalid, Petral, Catut Presiden dan Peta Kekuatan Setya Novanto dan Presiden Jokowi

19 November 2015   11:56 Diperbarui: 19 November 2015   13:06 5049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhitungan kekuatan hukum, politik, ekonomi tengah digalang. Maka, melalui pernyataannya, Setya Novanto tetap menampik tudingan. Dan, terakhir tudingan itu dibelokkan bahwa saham itu bukan untuk Presiden Jokowi atau Wapres Jusuf Kalla, namun untuk negara. (Ngapain menyebut-nyebut Jenderal Luhut Pandjaitan segala dan apa urusan Setya Novanto seolah mewakili Jokowi, JK, Luhut? Namun, Setya Novanto tetap menafikan apapun dan yakin akan kekuatannya. Pernyataan dari Jenderal Polisi Badrodin Haiti tentang pencatutan nama adalah penipuan tidak digubris pula.

Ini bukti kekuatan yang luar biasa dari Setya Novanto.) Kini Setya Novanto dan seluruh kekuatannya tengah merancang skenario, alibi, pernyataan, dan taktik untuk membelokkan opini bahwa pencatutan nama Presiden Jokowi dan JK serta Luhut Pandjaitan itu tidak terjadi. Aneka upaya dari pentolan Golkar, Fahri Hamzah, dan Fadli Zon – yang hanya mereka berdua yang membela Setya Novanto – adalah untuk menggiring menyudutkan yang paling lemah dalam kasus ini: Sudirman Said akan dilaporkan untuk pencemaran nama baik.

Bagaimana dengan Presiden Jokowi? Apa kekuatannya? Si kerempeng ini tidak memiliki kekuatan apa-apa. Sebagaimana disebut dalam puisi Fadli Zon, Raisopopo, Boneka, dan tidak bisa apa-apa.Presiden Jokowi bahkan tidak memiliki jaringan mafia dan tidak memiliki hutang dan saham kotor mafia hukum, mafia peradilan, dan mafia migas. Pun, Presiden Jokowi tidak memiliki hutang politik dan ekonomi dengan Jusuf Kalla, kejaksaan, Mahkamah Konstitusi, bandar narkoba, dan sebagaimanya.

Presiden Jokowi tidak memiliki kekuatan jaringan sebagaimana disebut: bersih dari hutang terhadap banyak orang. (Satu-satunya hutang Presiden Jokowi adalah rasa terima kasih kepada Ibu Mega yang mencapreskannya akibat rasa kebangsaan dan kenegarawanan Ibu Mega. Dan, Ibu Mega tidak menyandera Presiden Jokowi.)

Nah, melihat peta kekuatan itu, tampaknya Presiden Jokowi sangat lemah karena tidak terkait mafia apapun dan tak punya hutang kepada banyak pihak akan kalah. Presiden Jokowi tidak memiliki kroni di semua lini. Yang dipunyai oleh Presiden Jokowi adalah keberanian, ketegasan, kekuatan daya pikir dan kejujuran. Plus Presiden Jokowi sebagaimana disebut oleh Pramono Anung memiliki banyak mata dan telinga. Tambahan, Presiden Jokowi didukung oleh mayoritas politisi yang mau bertobat. Juga Kejaksaan, TNI-Polri, dan BIN ada dalam genggaman Panglima Tertinggi TNI. Suka-nggak-suka senyatanya begitu.

Jadi, titik akhirnya adalah (1) jika Presiden Jokowi tidak tegas dalam kasus ini, maka (2) yang terjadi adalah serangan balik penjungkalan dan pemakzulan terhadap Presiden Jokowi. Penggalangan pembenaran dan justifikasi yang bahkan merayu-rayu terhadap Presiden Jokowi dan mengatasnamakan rakyat itu sangat tampak dalam beberapa hari terakhir. Presiden Jokowi harus mewaspadai gerakan lihai. Satu kata dari Ki Sabdopanditoratu untuk Presiden Jokowi: enough is enough, kini waktunya Bapak Presiden Jokowi untuk bertindak. Rakyat di belakang Bapak Jokowi.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun