Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anas Ditahan KPK, Pencucian Uang, dan Akhir Mimpi Calon Presiden RI

11 Januari 2014   00:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anas Urbaningrum akhirnya mendekati Monas. Kini bekas Ketum Demokrat dan kaki tangan SBY itu menjadi tahanan dan pesakitan KPK. Melihat gelagat dari banyak kasus korupsi, penetapan tersangka selalu dikenai pasal pencucian uang. Ini terkait trend untuk memiskinkan koruptor yang diyakini oleh KPK dan juga belakangan Mahkamah Agung di bawah hakim agung Artidjo Alkostar.

Kekayaan Anas Urbaningrum terkait dengan perusahaan-perusahaan yang memenangi tender. Pun perihal berbagai macam gratifikasi terkait proyek di kementerian kebudayaan dan juga Hambalang patut diperhitungkan. Tentu KPK akan memiskinkan Anas Urbaningrum sebelum juga menjerat istrinya.

Untuk mengenang Anas ini, pada 26 Januari 2012 - lebih dari setahun lalu sudah diprediksi dengan jitu kehancuran Anas Urbaningrum seperti berikut ini.


***lalu kalian tanyakan tentang anas urbaningrum ditahan kpk
di hadapan seluruh bangsa indonesia
anas urbaningrum tampil santun memesona
semua terpana melihat kecerdasaannya
lalu masuklah dalam kpu dia
anas berhasil belajar mengelola massa
prestasi pemilu gemilang di kpu menariknya
kepincut bermimpi menghuni istana negara
anas mengkalkulasi diri dan merenda asa
masuk partai dan parleman pilihannya
di sana tak puas juga dia
lalu nazaruddin sebagai pemulung dia peluk mesra
jadilah dia seorang politikus pengusaha
pesona anas di depan bangsa pelan-pelan sirna
di depan media muka kusut memelas senantiasa
anas, aku panggil kau dengan nada cinta
badai tsunami politik demokrat kau harus terima
hingga karir politik kamu mati muda akhirnya
tenang saja, kamu baiknya kembali ke asal saja
menjadi tokoh muda penuh karisma
pangamat kami masih punya
effendi gazhali, ikrar nusa bhakti, cipta lesmana
percayalah kau akan dijerat kpk
masuk bui merayakan dingin penjara
lalu kau dua tahun saja menghuninya
ketika keluar kamu sudah tak bermuka
muka kamu berubah menjadi muka malu ke sesama
karena kau adalah pria hebat sebenarnya
bagimu jiwa dan kehormatan sangat bermakna
namun sayang istana presiden sudah sirna
bahkan dalam mimpi pun kau tak mampu bawa
karena nazaruddin temanmu membawa serta
kau akan masuk ke sana
bukan ke istana presiden tapi penjara
atau minimal menjadi orang biasa
dan memang lebih enak jadi orang biasa
namun luar biasa bahagianya
salam bahagia ala saya

Setelah menganakan baju tahanan KPK dan mendekam di tahanan KPK, maka kini publik akan menunggu KPK menetapkannya sebagai tersangka tak hanya gratifikasi namun juga pencucian uang agar miskin raya. Dan publik pun akan menunggu sampai Anas Urbaningrum dipastikan siap digantung di Monas - sama seperti janji dipotong jarinya Akil Mochtar.

Catatan: Puisi politik itu ditulis sebelum Anas ditetapkan sebagai tersangka.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun