Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menelaah Fahri Hamzah dan Perlawanan PKS

3 Juli 2013   12:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:04 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PKS (Partai Keadilan Sejahtera) melalui Fahri Hamzah terus menebarkan perlawanan terhadap pihak-pihak yang dianggap berseberangan dengan PKS. PKS sebagai partai dakwah agama PKS, mencanangkan perlawanan all-out terhadap KPK sebagai institusi yang menangkap Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. PKS sebagai partai dakwah agama PKS terhenyak akibat ditangkapnya presiden partai. PKS menyadari bahwa dengan ditangkapnya kedua pentolan partai tersebut citra PKS menjadi berantakan. PKS menyadari bahwa perbuatan Luthfi Hasan Ishaaq adalah aib fid dunya wal akhiroh - dunia akhirat bagi PKS.

Terbuktinya LHI-AF menjadi pesakitan KPK atas tuduhan pencucian uang dan kasus suap akan sangat membahayakan Anis Matta, Suswono, Tifatul Sembiring dan bahkan Hidayat Nur Wahid yang diduga ikut mengetahui kasus suap dan pencucian uang - yang akan memungkinkan pembubaran PKS jika terbukti ada aliran ke dalam partai. PKS akan berupaya membuat opini bahwa LHI tidak bersalah. Minimal public menganggap bahwa LHI dan AF tetap maksum dan tak bersalah sebagai ustadz agama dakwah PKS.

Untuk menepis semua hal tersebut maka Anis Matta - yang kebetulan punya kepentingan menggantikan kedudukan LHI - dengan cepat melontarkan tuduhan konspirasi atas penangkapan Luthfi Hasan Ishaaq dan Ahmad Fathanah. Tuduhan konspirasi itu disambut dengan gempita oleh para kader PKs yang terkenal memiliki militansi absolut berupa taklid membabihutanbutakan apapun selain informasi dari elite PKS. Nah, dalam menyikapi dan membela korupsi PKS melakukan tiga langkah blunder yang justru semakin memorakporandakan imej atau kesan PKS sebagai partai yang bobrok secara moral.

Pertama, PKS menolak dan membela mati-matian korupsi yang dilakukan oleh Luthfi Hasan Ishaaq. PKS tidak mau mengakui - malah menuduh banyak pihak terlibat dalam persekongkolan dengan KPK untuk melawan PKS. PKS enggan mengakui keburukan dirinya. Hal ini ditunjukkan oleh para elite partai dakwah agama PKS itu dengan menuduh KPK dan Yahudi di balik penangkapan oleh KPK. Langkah PKS termasuk melaporkan KPK kepada Polri terkait perampasan mobil milik Luthfi Hasan Ishaaq sebagai barang sitaan atas tuduhan pencucian uang oleh LHI. Publik tahu ini taktik PKS mengalihkan isu. Publik pun menertawakan PKS dengan tertawa.

Kedua, PKS mengalihkan isu korupsi ke BBM. Hasilnya malah kacau balau. Karena PKS melebarkan masalah dengan berhadapan dengan SBY dan Partai Demokrat. PKS berharap SBY memecat 3 menteri PKS agar terasa didzolimi. Dengan perasaan didzolimi PKS berupaya mendapat simpati public. Namun public ternyata tak setaklid dan sejumud para kader PKS yang ternyata tahu taktik PKS ini. Akibatnya PKS mendapatkan cercaan sebagai partai oportunis. Publik pun tahu ini alat mengalihkan isu. Publik pun menertawakan PKS dengan tertawa terbahak-bahak.

Ketiga, PKS menyeret KPK sebagai institusi pembersih koruptor sebagai musuh nomor satu. Penyebab utamanya karena KPK sebagai institusi pengganggu kenyamanan PKS dan elite PKS menikmati kekuasaan dan korupsi yang dilakukan oleh para elitenya. KPK membuka mata kepada rakyat Indonesia betapa PKS hanya menjadi alat kekuasaan semata. PKS yang berlindung di balik kehormatan diri sebagai partai dakwah agama PKS, ternyata para pentolannya adalah para koruptor.

Maka, PKS menurunkan dan mengurus para kadernya untuk melawan kepentingan KPK dengan sejuta PKS Cyber Army - yang pekerjaannya melawan opini yang berseberangan dengan keyakinan elite PKS. Selain itu dengan tanpa malu-malu PKS menurunkan ustadz baru bernama Fahri Hamzah yang mengajari dakwah kepada KPK - bahwa menyadap para koruptor itu dosa dengan mengutip surat Al Hujurat - suatu tindakan mencampuradukkan agama dengan politik.

Tak puas dari itu, PKS melalui juru bicara anti KPK, Fahri Hamzah menuduh Dipo Alam sebagai orang yang berada di balik ditangkapnya ustadz agama PKS orang maksum Luthfi Hasan Ishaaq dan ustadz Ahmad Fathanah. Tuduhan Fahri Hamzah ini semakin memerbanyak perlawanan dan permusuhan PKS terhadap pemilih, KPK, SBY, Partai Demokrat dan kini Dipo Alam. Publik semakin menertawakan PKS dengan tertawa terbahak-bahak sambil berguling-guling.

Itulah tiga hal yang dilakukan oleh PKS demi membela partai dakwah agama PKS dari tuduhan korupsi yang dikenakan kepada ustadz Luthfi Hasan Ishaaq dan ustadz Ahmad Fathanah yang menghasilkan tertawaan terhadap taktik dan politik PKS untuk membela korupsi pentolan mereka. Sekali lagi public tertawa sambil berguling-guling melihat taktik PKS membela elite mereka yang korupsi.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun