Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

10 Kesalahan Jokowi dan SBY Soal Banjir Jakarta

29 Januari 2014   22:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 1604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat paling kurang sepuluh kesalahan SBY terkait dengan banjir yang melanda Jakarta selama bulan Januari 2014 ini. Jokowi dan SBY sebagai para pemimpin Jakarta dan Indonesia ternyata tak mampu mengatasi banjir dengan cara yang baik, benar, dan sistematis. Karenanya banjir melanda Jakarta melebihi banjir tahun 2013 lalu. Apa kesalahan SBY sehingga pantas dianggap salah dalam menangani banjir di Jakarta dan Indonesia?

Pertama, SBY tidak mengenali setiap got, saluran air, sodetan, waduk, dan situ serta sungai di Jakarta. Seharusnya sebagai gubernur dan presiden harus tahu setiap got, saluran air, sungai satu per satu, seperti layaknya pemimpin Ibnu Umar atau Jusuf Kalla yang memahami detail. Kalau perlu SBY berenang di sungai Ciliwung atau Cisadane yang airnya sangat jernih.

Kedua, SBY tak mampu mengendalikan aliran air dari atas ke bawah, dari Bogor ke Jakarta. Dari langit ke Bumi. Sebagai pemimpin seharusnya SBY sebagai pemimpin mampu mengendalikan air sebagai Doktor Pertanian IPB - para petani yang bukan bergelar Doktor saja mampu mengendalikan air di sawah.

Ketiga, SBY tidak melakukan normalisasi sungai, waduk, dam dan irigasi di seantero Jabodetabek sebagai presiden. Sebalikanya dengan didukung oleh para menteri, bupati, gubernur, walikota malahan membangun Jakarta 90 % bangunan. Air tak meresap ke dalam tanah meluber ke seantero jalanan begitu hujan kurang dari dua jam.

Keempat, SBY tak mampu memerintahkan menteri pekerjaan umum, menteri kesejahteraan rakyat, menteri ekonomi, keuangan dan industri untuk mengatasi bencana banjir di seluruh Indonesia. Para menteri SBY sibuk sekali mau nyapres, contohnya Dahlan Iskan, Gita Wirjawan. Seluruh menteri sisanya sibuk nyaleg, jadi banjir dan kerusakan jalan serta korban bencana tak ditangani dengan cepat. Lambat.

Kelima, SBY tak bisa dipilih lagi sebagai presiden RI sementara kasus Century, disebutnya Ibas dalam kasus Hambalang oleh Yulianis, dan aneka tudingan miring lainnya sehingga SBY lebih sibuk melakukan somasi kepada Fahri Hamah dan bahkan Rizal Ramli daripada mengurusi banjir dan bencana yang melanda rakyat Jakarta dan Indonesia.

Keenam sampai sepuluh cari sendiri di mbah Google karena aku sudah ngantuk...hehehhe

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun