Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perang Sabah Buka Kelemahan Militer Malaysia

6 Maret 2013   00:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:16 9759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pejuang Tentara Pembebasan Sabah (Sabah Liberation Army-SLA) mengatakan bahwa perang gerilya akan terus dilakukan untuk membebaskan Sabah dari pendudukan Malaysia. Suatu pernyataan disampaikan oleh para pejuang SLA dari Sulu. Tentara Malaysia pun sampai hari ini (06/03/2014) belum mengumumkan perkembangan terakhir serangan yang dilakukan oleh militer Tentara Diraja Malaysia.

Sementara itu Kedutaan Besar Malaysia di Manila ditutup karena adanya demonstrasi di depan kedutaan besar negara Malaysia. Perkara perjuangan membebaskan Sabah oleh Kesultanan Sulu menjadi berita besar baik di Malaysia, Brunei dan Filipina - sementara pihak Indonesia menganggap peristiwa dan pergolakan di Sabah bukan urusan Indonesia, meskipun pada kenyataannya kondisi di lapangan sangat memungkinkan penyusupan dan perampasan wilayah Indonesia oleh Malaysia terjadi dengan memanfaatkan konflik Sabah.

Pihak SLA atau Tentara Pembebasan Sabah yang diduga juga didukung oleh MNLF menyampaikan bahwa mereka akan melakukan serangan secara sporadis dan terencana sebagai balasan atas serangan yang sudah menewaskan llebih dari 50 orang termasuk pihak Tentara Diraja Malaysia. Para pengamat militer sebenarnya merasa heran dengan taktik militer Malaysia dalam perang di Sabah melawan para pejuang SLA.

Para pejuang SLA yang merupakan keturunan dan pewaris yang sah atas Sabah sesuai dengan garis hak dari Kesultanan Sulu berikrar akan melakukan serangan balik dan akan terus berupaya membebaskan Sabah secara militer karena tidak ada dukungan secara diplomatik. Para pejuang SLA menyampaikan bahwa integrasi Sabah tidaklah sah karena dilakukan atas dasar persetujuan para pengelana Eropa, China, dan Kolonial Inggris di Borneo Utara.

Di pihak lain, perang di Sabah ini adalah perang pertama militer Malaysia dalam menghadapi perang gerilya yang akan berlangsung bertahun-tahun. Menarik sekali mengamati kemampuan perang militer Malaysia tanpa dukungan Inggris, Australia dan Singapura. Namun melihat beberapa hari sejak pernyataan perang terhadap para pejuang SLA, kemampuan taktis militer Tentara Diraja Malaysia menunjukkan tingkat yang sangat rendah dibandingkan dengan kemampuan militer Filipina, Laos, Singapura, Indonesia, apalagi Vietnam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun