Di Indonesia, terror terhadap anak-anak berwujud kemiskinan. Anak-anak menjadi kehilangan kesempatan menjadi anak-anak cerdas karena koruptor. Koruptor merampok uang rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk asupan makanan bergizi bagi jutaan balita di Indonesia. Teroris seperti Taliban saat ini berwujud dalam diri para koruptor.
Malala yang sangat fasih berbicara beruntung, memiliki keberanian terhadap yang dia hadapi, dan secara terbuka menyampaikan nilai-nilai dasar kesamaan hak azasi, pendidikan yang sama dengan anak-anak kekurangan gizi di Indonesia yang disebabkan oleh koruptor.
"Ya untuk itu SBY harus belajar tentang nilai-nilai kemanusiaan, hak azasi dan bersikap tegas terhadap teroris dan kekerasan atas nama agama kepada Malala. SBY jangan belajar dari pemerintah Pakistan yang membiarkan kekerasan sektarian ektrimisme agama dan intoleransi berkembang!" jelasku.
"Dan FPI belajar dari Malala kebijaksanaan. Jangan bertampang sangar. FPI harus berani amar makruf nahi mungkar. FPI juga jangan berlaku munafik seperti partai-partai. FPI jangan mengumbar kekerasan. Saran saya FPI akan sangat indah jika memburu para koruptor dan membunuhi para koruptor. Koruptor lebih jahat dari teroris. Dan, itu adalah jihad yang 100% didukung oleh rakyat. Ayo, FPI kita dukung memburu para koruptor, baik yang belum tertangkap, yang sudah tertangkap dan juga yang sudah keluar dari penjara. Buru dan bunuh para koruptor karena hukum di Indonesia berpihak kepada para koruptor!" teriak Dai dengan bersemanangat menimpali pernyataanku.
"Kalau buat Mona apa Om yang bisa dipelajari dari Malala?" tanya Monahara si remaja jelita dengan senyumnya.
"Oh, kamu bisa meniru cita-cita Malala menjadi politikus. Cantik, cerdas, jujur dan itu sangat indah! Jangan seperti Angelina Sondakh, putri Indonesia koruptor. Hartati Murdaya, ibu koruptor! Wa Ode Nurhayati politikus koruptor! Jadilah perempuan cantik yang indah!" jelasku yang membuat Monahara tersenyum.
"Seperti saya ya. Indah, cantik!" timpal Pingkan yang memang cantik.
"Huuuu..bisa saja kamu, Pingkan!" sorak Monahara meledek Pingkan.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H