Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY, Angelina Sondakh, dan FPI Harus Belajar dari Malala

21 Oktober 2012   23:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:33 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di Indonesia, terror terhadap anak-anak berwujud kemiskinan. Anak-anak menjadi kehilangan kesempatan menjadi anak-anak cerdas karena koruptor. Koruptor merampok uang rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk asupan makanan bergizi bagi jutaan balita di Indonesia. Teroris seperti Taliban saat ini berwujud dalam diri para koruptor.
Malala yang sangat fasih berbicara beruntung, memiliki keberanian terhadap yang dia hadapi, dan secara terbuka menyampaikan nilai-nilai dasar kesamaan hak azasi, pendidikan yang sama dengan anak-anak kekurangan gizi di Indonesia yang disebabkan oleh koruptor.

"Ya untuk itu SBY harus belajar tentang nilai-nilai kemanusiaan, hak azasi dan bersikap tegas terhadap teroris dan kekerasan atas nama agama kepada Malala. SBY jangan belajar dari pemerintah Pakistan yang membiarkan kekerasan sektarian ektrimisme agama dan intoleransi berkembang!" jelasku.

"Dan FPI belajar dari Malala kebijaksanaan. Jangan bertampang sangar. FPI harus berani amar makruf nahi mungkar. FPI juga jangan berlaku munafik seperti partai-partai. FPI jangan mengumbar kekerasan. Saran saya FPI akan sangat indah jika memburu para koruptor dan membunuhi para koruptor. Koruptor lebih jahat dari teroris. Dan, itu adalah jihad yang 100% didukung oleh rakyat. Ayo, FPI kita dukung memburu para koruptor, baik yang belum tertangkap, yang sudah tertangkap dan juga yang sudah keluar dari penjara. Buru dan bunuh para koruptor karena hukum di Indonesia berpihak kepada para koruptor!" teriak Dai dengan bersemanangat menimpali pernyataanku.

"Kalau buat Mona apa Om yang bisa dipelajari dari Malala?" tanya Monahara si remaja jelita dengan senyumnya.

"Oh, kamu bisa meniru cita-cita Malala menjadi politikus. Cantik, cerdas, jujur dan itu sangat indah! Jangan seperti Angelina Sondakh, putri Indonesia koruptor. Hartati Murdaya, ibu koruptor! Wa Ode Nurhayati politikus koruptor! Jadilah perempuan cantik yang indah!" jelasku yang membuat Monahara tersenyum.

"Seperti saya ya. Indah, cantik!" timpal Pingkan yang memang cantik.

"Huuuu..bisa saja kamu, Pingkan!" sorak Monahara meledek Pingkan.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun