Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Natal Allah dan Alam Menyatu di Bumi

25 Desember 2012   23:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:03 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

***lalu kalian tanyakan tentang makna natal di bumi
natal adalah pernyataan perayaan kebebasan surgawi
ketika tuhan hadirkan diri dalam kesempurnaan hakiki
ketika tanda keindahan damai di bumi tuhan beri
ketika lonceng tanda hadir anak manusia tertandai
ketika bintang timur bersinar pada terang hari
ketika domba menyingkir ke pojok kandang suci
ketika pesan perdamaian menembus hati
maka natal adalah rangkaian cinta-kasih abadi
yang tuhan kirimkan lewat pesan yang hadir hanya sekali
pesan untuk keindahan hidup manusia berilahi
natal menghadirkan kedamaian tanpa pernah berhenti
karena natal adalah lambang suka cita ria alami
karena natal wujud cinta tuhan pada kita dan kami
tak ada manusia yang ditinggal dalam suka cita natal ini
maka kerlip lampu natal semua oranng nikmati
ketika hadiah untuk anak-anak tercinta dibagi
ketika manusia laku sembah sujud doa puja dan puji
meninggikan nama besar ilahi tanpa henti setiap hari
dan menundukkan kepala menghayati bernyanyi
makna natal diselami hayati dalam keindahan diri
makna natal indah dalam berbagi sesama insani
saat itu itulah Allah dan alam menyatu di bumi
dan manusia memeluk cinta tuhan dalam sunyi
dan dalam ramai pun suka cita tetap hadir di hati
maka natal hadirkan kesempurnaan cinta ilahi
selamat natal damai di langit surga dan bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun