Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tampil Buruk Laos Menahan Indonesia, Aib dan Pelajaran Berharga

25 November 2012   13:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:41 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gemerlap pemain Indonesia ternyata tidak memberikan penampilan maksimal bagi Timnas Indonesia. Timnas Indonesia ditahan oleh Laos dengan skor 2-2. Bagi Indonesia hasil imbang itu merupakan kekalahan bagi Indonesia. Hasil kurang memuaskan itu diawali oleh tindakan professional fault yang dilakukan oleh penjaga gawang Endra Prasetya di babak pertama. Indonesia terpaksa menarik Oktovianus Maniani dan mengganti dengan penjaga gawang kedua.

Sepanjang pertandingan Timnas Indonesia belum menunjukkan kekompakan dan kekuatan sebagai suatu tim. Sebenarnya Laos tidak tampil hebat. Hanya mengadalkan serangan balik dan menunggu kesempatan melakukan serangan balasan. Kedua gol yang tercipta semuanya diawali oleh kesalahan lini belakang Timnas Indonesia. Penalti. Kekurangan satu pemain setelah Endra Prasetya dikartumerahkan menyebabkan kekosongan dan tidak maksimal permainan Indonesia. Gol kedua Laos juga karena kesalahan mengontrol bola pemain Indonesia di lini belakang.

Gol-gol yang tercipta oleh Raphael Maitimo dan Hendry Mofu tak mampu menepis kekecewaan, hanya mengurangi kekecewaan pendukung Indonesia. Hal itu disebabkan digantungkannya harapan tinggi terhadap Timnas. Namun sebenarnya pendukung Indonesia tidak perlu terlalu kecewa menghadapi hasil imbang pada laga pertama. Jangankan Indonesia, Laos pada Piala AFF 2010 mampu menahan Thailand dengan skor yang sama. Jadi, sebenarnya hasil ini tidak terlalu mengejutkan.

Timnas Indonesia harus belajar lagi menghadapi ‘kekalahan' secara moral dengan tim nasional paling lemah, Laos. Pada pertandingan berikutnya melawan Singapura, yang menang melawan Malaysia, Indonesia harus lebih fokus dan sejak menit pertama tidak boleh lengah. Terbukti Timnas Singapura dengan enam pemain naturalisasinya mampu menghantam Malaysia dengan gol-gol yang hebat. Di sana ada pemain depan yang memiliki kecepatan Hariss Ishak.

Nil Maizar dan para pemain Indonesia tak perlu bersedih terlalu lama. Penonton dan Barisan Nasi Bungkus KPSI pun tak perlu mencaci-maki para pemain Timnas Indonesia. Para pemain telah berusaha keras dan hasil skor 2-2 dalam pertandingan pertama tidaklah terlalu jelek. Bepe, Maitimo, Bachdim, Cussel dan semua pemain Indonesia harus melupakan kekalahan dan menjadikannya sebagai evaluasi melawan Timnas Naturalisasi Singapura.

Kekalahan ini memang aib besar, namun bisa dijadikan pelajaran berharga untuk menghadapi Singapura. Garuda, jangan menangis. Ayo bangkit dan kami tetap mendukung kalian!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun