Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pembunuhan SMA 6 oleh SMA 70 dan Pengaruh Idiologi dan Psikologi Kekerasan FPI di Masyarakat

30 September 2012   01:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:29 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Psikologi menakut-nakuti orang yang sudah tak berdaya dan ketakutan adalah murni budaya barbar. Budaya kaum karafan di padang pasir. Kekerasan menjadi gambaran setiap saat. Panas dan dingin ekstrem menciptakan kekerasan dalam jiwa. Sementara Indonesia adalah tanah dan air yang hampir tidak mengalami cuaca ekstrem. Oleh sebab itu pemukim yang berasal dari Yunan dan India dan Asia Selatan menemukan Indonesia sebagai tanah dan air yang ramah dan enak ditinggali.

Namun bersamaan dengan reformasi dan kepemimpinan yang lemah, kekerasan menjadi hal yang dibiasakan dan menjadi terbiasa untuk memenuhi keinginan. Presiden SBY tak lebih dari penguasa lemah yang tidak memiliki keyakinan dan kemampuan untuk bertindak melindungi masyarakat minoritas dan mayoritas dari pengaruh minoritas pemeluk budaya kekerasan. Seolah tindakan FPI benar, dan rakyat pun secara tidak sadar mengikuti mereka.

Dan, anak SMA 70 itu dengan bengisnya membunuh dengan darah dingin anak SMA 6. Persis sama dengan kebengisan membunuh dan membakar di Cikeusik, Tanjung Priok! SBY? Where are you?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun