Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pramono Edhie dan Sesat Pikir Berebut Gelar Bukan Partai Terkorup

12 Maret 2014   01:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Capres pilihan SBY bernama Pramono Edhie Wibowo menyatakan Partai Demokrat bukanlah partai terkorup. Gelar partai terkorup ternyata sangat dihindari dan tak dikehendaki oleh semua partai. Golkar menolak dikatakan sebagai partai terkorup. PPP juga menolak disebut sebagai partai terkorup. PAN juga tak bersedia disebut sebagai partai terkorup. PDIP tak mau disebut partai terkorup. Semua partai menolak disebut dan dilabeli dengan gelar partai terkorup. Namun, jika diperhatikan pernyataan Pramono Edhie Wibowo mengandung makna yang sangat menyesakkan. Apakah yang memrihatinkan dari pernyataan Pramono Edhie itu?

Sebagai capres seharusnya memiliki landasan moral yang kuat terkait nasib bangsa. Pramono seharusnya memiliki sense of emergency terkait korupsi. Edhie sendiri semestinya menyadari dan memiliki moral untuk membela bangsa. Pramono seharusnya tahu bahwa korupsi adalah perbuatan bejat iblis dalam wujud manusia - mengingat kekejaman dan sifatnya yang rakus. Untuk itu, Wibobo harus paham bahwa korupsi adalah kejahatan berapapun nilai dan jumlahnya.

Rupanya Pramono sedang menggiring opini kepada publik bahwa sepanjang korupsi itu tidak dilakukan oleh warga politisi dan kader Partai Demokrat, maka korupsi itu tak menjadi masalah. Padahal korupsi dalam bentuk dan jumlah sekecil apapun adalah korupsi. Partai seharusnya ‘bebas' korupsi. Partai seharusnya menjadi sapu pembersih memberantas korupsi.

Namun, dalam pikiran Pramono dan partai serta kader, partai sebagai alat mencari kekuasaan adalah kebanggaan. Partai menjadi alat untuk berkuasa dan memerkaya diri. Partai menjadi sesembahan yang melebihi tuhan. Partai adalah alat penyelamat dunia akhirat. Partai akan dibela melebihi apapun: anak, istri, agama, bangsa, dan negara. Pikiran dan isi otak kader partai memang militan dan sesat dipenuhi sesat pikir.

Partai yang mengusung agama sebagai semboyan dan mengaku membela agama Islam seperti PPP, PKB, PAN, juga menjadikan korupsi sebagai lahan perjuangan. Para partai yang mengusung Islam sebagai alat perjuangan itu juga dengan gembira mencuri uang negara, menjadi maling, menjadi partai korup. Bahkan partai agama PKS pun yang mengidentifikasi diri tanpa separasi agama dan partai melakukan korupsi secara massif di Kementerian Pertanian dan tempat lain seperti pencucian uang dengan dikomandani oleh Presiden PKS ustadzah Luthfi Hasan Ishaaq dan ustadz Ahmad Fathanah. Korupsi mereka tak hanya korupsi namun dibumbui dengan gratifikasi seks dengan berbagai istilah seperti Java syaryah, pusthun, dan aneka istilah mesum yang tak pantas dituliskan dan dipublikasikan. Sungguh memuakkan.

Pun Partai Demokrat tak mau kalah dengan partai lain, maka bendahara, ketua, pengurus pusat, dari mulai Anas, Andi, Angie, Nazar, Hartati Murdaya,dan sedang menunggu dicokok adalah Sutan Bathoegana dan yang juga diincar KPK Jero Wacik. Nilai korupsi yang dilakukan kasus Hambalang oleh Partai Demokrat memang besar. Nilainya tak sebanding dengan korupsi oleh Golkar di mana-mana, atau korupsi dan monopoli bibit dan pupuk oleh kader PKS, tapi korupsi tetaplah korupsi.

Pramono dan kader partai memang memiliki standard rendah soal moral anti korupsi. Pernyataan Pramono mewakili semua kader partai manapun yang sangat permisif terhadap korupsi. Bukan terkorup memiliki makna dan pengertian bahasa: partai korup. ‘Ter' memiliki makna ‘paling'. Jadi ‘terkorup' memiliki makna ‘paling korup'.

Makna ‘ter atau paling' memiliki arti bahwa ada yang bukan paling, ada banyak partai korup, dan pernyataan Partai Demokrat bukan partai terkorup memiliki makna: Partai Demokrat korupsi seperti partai lainnya. Pramono tanpa disadari ‘merasa kalau bukan partai terkorup', Partai Demokrat - yang dulu 2004-2009 mengampanyekan ‘Katakan Tidak pada Korupsi' - dianggap partai yang lebih baik karena bukan partai ‘terkorup'. Artinya Partai Demokrat adalah partai korup yang dibanggakan oleh para kader.

Jadi, Pramono dan juga para kader semua partai memang tahu bahwa partai adalah sarang para koruptor. Namun mereka menolak dan berlomba menolak gelar bahwa - partai anu lebih korup dari partai ani - partai mereka bukan partai terkorup. Maknanya semua partai adalah partai korup dan bejat dan tak layak dipilih. Jadi publik jangan terkecoh dengan ucapan Pramono yang menyatakan bahwa Partai Demokrat bukan partai terkorup. Hati-hati memaknainya. Makna yang benar adalah Partai Demokrat partai korup; Partai Demokrat tak ada bedanya dengan partai agama PKS atau PAN, PKB, PPP, Golkar, PDIP yang korup. Itulah sesat pikir kader partai yang buta makna dan nurani yang memang korup.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun