Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Wawan dan KPK Sulit Bongkar Pencucian Uang Ratu Atut

12 Maret 2014   23:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama dengan Harrier Anas Urbaningrum yang diberikan oleh M. Nazaruddin. Kali ini praktik penyuapan lebih canggih karena nama dalam BPKB masih atas nama Tulek Wawan. Namun, praktik ‘meminjamkan' mobil sebenarnya juga menjebak diri sendiri karena akan membebani nilai harta haram yang bisa dicurigai oleh BPK dan KPK. Kasus Tulek Wawan sebagai contoh karena dia tak mengubah kepemilikan mobil sebagai antisipasi kalau terjerat kasus.

Jadi korupsi yang dilakukan oleh Ratu Atut melibatkan banyak pihak dari mulai kerabat anak, adik, ipar, anggota DPR/D, pemilik perusahaan bodong, pemilik yayasan palsu - untuk menerima kucuran uang bantuan sosial Banten yang jumlahnya mencapai Rp 78 miliar yang sebenarnya mengalir ke kantong Ratu Atut dan kroninya. KPK tengah menyelidiki penyelewengan bantuan sosial oleh Ratu Atut yang nilanya bejibun mendekati angka Rp 89 miliar. Pun proyek KKN Ratu Atut, Tulek Wawan , kerabat dan kroninya yang mencapai angka Rp 3,8 triliun.

Maka melihat gelagat cara dan teknik korupsi di Banten yang seperti itu, maka kemiskinan menjadi hal yang lumrah. Pembangunan hanyalah alat untuk merampok uang rakyat. Semua kebijakan adalah alat untuk membagi-bagi kue korupsi. Korupsi pun dijadikan life style; gaya hidup. Para keluarga Ratu Atut tak merasa malu sama sekali merampok uang rakyat. Malah bangga kelihatan kaya raya dengan sugudang harta uang haram. Rakyat Banten pun memuja mereka sebagai sesembahan dan bahagia hidup dalam ketiak koruptor.

Maka semua mata Banten mengarah pada Keluarga Besar Ratu Atut. Para koruptor mendekat kepada Tulek Wawan, anak-anak Ratu Atut dan kerabat mereka sebagai satu-satunya jalan agar mendapatkan proyek yang dikuasai oleh Tulek Wawan. Maka tak mengherankan kalau Banten memiliki wajah miskin karena pembangunan adalah cara membuat proyek agar uang bisa dirampok.

Rakyat Banten jelas gigit jari melihat praktik korupsi Dinasti Ratu Atut yang menguasai politik sebagai kekuasaan untuk korupsi. Melihat gelagat ini, tampak Tulek Wawan dan Ratu Atut dilindungi banyak pihak - karena mereka diuntungkan oleh gaya kepemimpinan korupsi Ratu Atut, walau merugikan rakyat banyak - maka KPK harus bekerja keras untuk membongkar praktik KKN Dinasti Ratu Atut yang dioperasikan oleh Tulek Wawan alias Tulek Chairy Wardana tersebut. KPK akan kesulitan membongkar KKN dan pencucian oleh Ratu Atut - terbukti Ratu Atut masih menjabat sebagai gubernur Banten dan memimpin Banten dari balik jeruji besi.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun