Mas Joko, Om Prabowo, Bung SBY, Om Ical. Sudilah kiranya sedikit menengok dan membaca koran bukan tentang pemilu. Sebelum pemilu, tepatnya enam hari menjelang pemilu 09 April 2014, pada tanggal 03 April 2014 waktu Saudi Arabia, seorang orang sangat biasa yang digelari sebagai pahlawan devisa akan benar-benar menjadi pahlawan: Satinah si orang desa yang WNI biasa - bukan pula anak-anak perempuan Ical seperti Marcella-Olivia Zalianty - akan dipancung di sana. Satinah hanya akan selamat nyawanya jika Satinah mampu membayar Rp 21 miliar sebagai pembayaran diyath alias denda. Angka ini tiga kali lipat dari yang dibayarkan kepada Darsem dulu.
Para capres yang terhormat. Pemerintah Arab Saudi terkenal keras dan kejam. Pemerintah Arab Saudi selalu membela warganya - dan tak menghiraukan derita orang lain dan selalu mengikuti kemauan keluarga korban.
Pak Joko, Mas Prabowo, Om SBY, Mas Ical, saya sebagai warga biasa memohon dengan sangat apakah mampu menggalang dana dari uang kampanye para caleg yang triliunan rupiah itu disisihkan untuk dana pembayaran diyath bagi Satinah. Apa artinya uang Rp 21 miliar bagi para capres. Dengan menggerakkan para caleg untuk menyumbang dana diyath bagi Satinah, maka satu nyawa akan terselamatkan. Mampukah paduka calon pemimpin, presiden, bertindak dan menggerakkan hati nurani sendiri untuk mengetuk para caleg di seluruh Indonesia untuk menggalang dana bagi Satinah.
Menyedihkan memang. Skandal video Marcella-Ical mengalahkan berita yang mengenaskan terkait ancaman hukuman pancung pada tanggal 3 April 2014. Jokowi, Prabowo, Ical, dan bahkan SBY tak peduli dengan nasib yang tengah diderita oleh yang namanya Satinah. Memang Satinah bukanlah Marcella Zalianty atau Olivia Zalianty yang anak-anak perempuan angkat Ical.
Jokowi sibuk blusukan dan tak peduli nasib dan derita ancaman pemancungan terhadap Satinah. Prabowo pun sibuk menunggang aneka kuda mahal berharga miliaran rupiah untuk kampanye. SBY sibuk mengurusi diri sendiri kebingungan memilih antara Pramono Edhie Wibowo atau yang lainnya. Ical sibuk mengurusi anak angkat barunya dan rencana plesiran ke mana lagi setelah Maladewa?
Tahukah para capres Mas Joko, Om Pra, OM SBY, Mas Ical, betapa hukuman pancung itu sangat mengerikan. Untuk agar paduka yang mulia semua tergerak, maka saya gambarkan dengan apa adanya derita yang akan dialami oleh Satinah ketika menghadapi hukuman pancung kepala.
Hukuman pancung atas Satinah, TKW di Arab Saudi yang terbukti membunuh majikannya itu, akan dilaksanakan dengan cara memancung leher Satinah dengan pedang sampai kepala putus terpisah dari leher dan kepala tergeletak di tanah. Satinah akan melotot selama sepuluh detik melihat tubuhnya terpisah dengan kepala, lalu meninggal dunia selamanya menuju surga.
Dalam kesempatan ini, kami sangat sedih dan mengangkat isu Satinah agar menjadi perhatian para capres - sekaligus tes apakah bapak-bapak capres peduli terhadap rakyat keci, wong cilik, rakyat jelata. Perlu diketahui, pemancungan leher orang miskin Satinah yang mendekati tanggal 3 April 2014 luput dari pemberitaan. Bahkan skandal video Marcella-Olivia Zalianty-Ical-Aziz menenggelamkan berita derita Satinah yang akan kehilangan nyawa dan kepalanya terpisah dari tubuh rentanya.
Sekali lagi Om Joko, Mas Ical, Bung SBY, Mas Prabowo, kami mengharapkan uluran tangan untuk menggalang dana pembebasan Satinah melalui para caleg di seluruh Indonesia. Ini tes kemampuan menggerakkan kemanusian sebagai para capres. Jumlah uangnya untuk menyelamatkan Satinah agar lehernya tetap bersatu dengan badannya adalah Rp 21 miliar. Semoga.
Salam bahagia ala saya dalam tangis yang tak terhenti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H