Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB, PPP, PAN, PKS Ibarat Gadis Seksi buat Ical, Prabowo, dan Jokowi

10 April 2014   17:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perolehan 30% suara bagi PKB, PAN, PPP, dan PKS sangat fenomenal. Keempat partai berbasis Islam ini, kini memiliki kesempatan untuk mengusung capresnya sendiri - dengan syarat PPP yang telah menyerahkan lehernya kepada Gerindra dan menarik dukungan kepada Prabowo. Momentum bangkitnya empat parpol Islam ini sungguh menarik. Bahkan keempat parpol itu kini menjadi sedemikian seksi - bukan hanya Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty - buat Ical, Prabowo, dan Jokowi. Jelas Golkar, PDIP, dan Gerindra akan berebut dukungan ibarat gadis seksi PKB, PPP, PAN dan apalagi PKS - sebagai biang dari penganut pengaderan bermodalkan keyakinan poligami yang sangat perlu dicontoh karena diyakini efektif memertahankan kursi di DPR.

Posisi tawar PKB, PPP, PAN, PKS jelas akan meningkat pesat. Kondisi ini bisa menimbulkan pisau bermata dua. PKB kembali kuat akibat turun gunungnya para kiai NU di Jawa Timur dan seantero negeri menyebabkan PKB meraih suara 10% - angka yang hanya sedikit di bawah Gerindra (12%) dan Demokrat (11%). Posisi PKB - juga PPP, PAN, PKS - yang kehilangan induk yakni Partai Demokrat, tentu sangat strategis. Posisi tawar PKB meningkat. Yang menjadi pertanyaan, ke manakah PKB akan bertambat?

Menilik pluralisme yang dibangun oleh PKB, kemungkinan besar PKB akan mengikuti jejak pluralisme Gus Dur - sebagai akibat dukungan warga NU yang memang pluralis - yakni akan mendukung partai nasionalis. Keadaan yang sama berlaku pada PAN dan PPP. Kemungkinan terkuat PAN akan mengikuti arah koalisi mengekor Partai Demokrat. Jika demikian PAN akan merapat ke PDIP atau Gerindra dan meninggalkan Golkar.

Sementara PKS melihat perseteruan masa lalu yang sangat kental warna dakwah - mirip Ikhwanul Muslimin di Mesir yang telah dilarang - maka PKS kemungkinan hanya akan menunggu situasi dan masuk ke bursa dukungan setelah PKB, PPP, dan PAN mengambil sikap dalam dukungan koalisi. Tujuan PKS tentu menginginkan perjanjian yang menguntungkan dan bisa menjadi kartu kunci bagi partai yang didukung.

Jika parpol Islam berembuk, berdiskusi, berdoa, berpuasa agar mampu menyatukan visi dan ego partai demi mendapatkan capres yang diusung oleh parpol Islam demi menyingkirkan capres nasionalis Jokowi, Ical dan Prabowo. Jika keempat partai PKB, PPP, PAN dan PKS dengan ditambah partai non parleman PBB mampu bersatu, bukan suatu hal yang mustahil capres Islam yang didukung akan mampu menang melawan capres nasionalis.

Dalam posisi tawar seperti itu, maka PDIP, Golkar, Gerindra akan sangat tergantung kepada dukungan Hanura, Demokrat, dan NasDem. Ketiga partai ini tak akan mampu mencapreskan dan hanya akan bisa mengusung cawapres. Ketiga partai ini akan terpecah dan mendukung salah satu dari Ical dan Jokowi atau Prabowo. Jika salah satu saja mendukung parpol nasionalis - yang mengakibatkan persebaran kekuatan semakin merata - maka posisi tawar partai PKB, PPP, PAN, dan PKS akan semakin meningkat.

Hal ini sebenarnya harus disadari oleh keempat partai. Justu dengan terpecahnya dukungan ke partai nasionalis, keempat partai ini bisa menggalang dukungan dari partai nasionalis yang putus asa Hanura, NasDem, Demokrat, untuk ikut bergabung dengan koalisi besar pimpinan the emerging 4 Islamic parties.

Jadi, untuk kali pertama dalam sejarah setelah tahun 1955, partai berbasis Islam memiliki kesempatan untuk berperan aktif dan menentukan dan bukan hanya menjadi pengekor dan mengayom di bawah ketiak nasionalis. Pada saat bersamaan PKB, PAN, PPP, PKS berubah ibarat dari mengenakan jubah - di mata partai nasionalis milik Ical, Prabowo dan Jokowi - menjadi para gadis seksi berjemur di pantai Maldives yang sangat eksostis.

Bahkan karena posisi tawarnya yang luar biasa keempat partai itu mampu mengusung sendiri capresnya. Luar biasa! Jika itu terjadi bukan hanya Prabowo, Ical dan Jokowi pun perlu mewaspadai perubahan konstelasi kekuatan para partai akibat meningkatkany kekuatan parpol Islam secara merata.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun