Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Manuver SBY Kalahkan Jokowi dan Prabowo Sekaligus!

2 Mei 2014   19:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 14 Mei 2014 adalah batas waktu koalisi pilpres versi Golkar yang sangat menentukan bagi Aburizal Bakrie dan Prabowo yang dikabarkan akan berkoalisi. Namun di balik itu, publik semakin sadar. SBY cerdas bermanuver. Ke mana arah maneuver SBY akan sangat menentukan. Dengan bergabungnya PKB dan PPP ke pangkuan PDIP, maka dipastikan poros tengah jilid II tak akan terwujud. Lalu ke mana arah manuver SBY bermuara?

Kini, tinggal PKS, PAN dan Demokrat yang belum menentukan arah koalisinya. PKS dikabarkan akan berkoalisi dengan Gerindra. Demikian pula PAN. Namun, masuknya PKS dan PAN ke dalam Gerindra juga menimbulkan pergesekan karena perebutan jabatan wapres antara PKS dan PAN. PKS dan PAN berada di titik tengah antara bergabung dengan Gerindra dan berkoalisi dengan SBY dengan mengusung capres alternative usungan SBY dan kompromi PAN dan PKS. Diyakini, capres dan cawapres alternatif itu akan muncul setelah Jokowi menentukan cawapresnya.

Cacatan pergesekan SBY dengan Prabowo dan Megawati tak memungkinkan SBY untuk mendukung keduanya. Dengan Prabowo, SBY memiliki catatan peristiwa tahun 1998. Hubungannya dengan SBY tampak hangat dan biasa di depan publik, namun SBY memiliki insting politik yang tak akan membiarkan nasib Demokrat dan dirinya setelah lengser kepada Prabowo. Karakter Prabowo tidak klik dengan karakter SBY yang tenang namun menghanyutkan.

Sebenarnya, SBY lebih cocok dengan Megawati - jika tidak dicemari dengan kasus 2004 terkait pencapresan SBY. Karenanya, dukungan terhadap Jokowi pun tak akan diberikan. Bahkan, SBY tetap menunggu waktu yang tepat untuk melakukan maneuver dan pukulan terakhir pertengahan Mei paling lambat.

Dalam kondisi nyaris buntu koalisi, hanya Jokowi yang telah dipastikan maju karena telah berkoalisi dengan NasDem, PKB dan mungkin PPP. Prabowo dan Aburizal Bakri tetap belum mendapatkan mitra koalisi yang pasti. Kondisi politik seperti ini ditangkap oleh SBY sebagai peluang untuk memermainkan kartu truf yang dia miliki.

SBY dipastikan akan dengan mudah mengundang PKS dan PAN untuk membangun koalisi dan mengusung capres dan cawapres kompromi alternative dari tokoh Islam dan salah satu cawapres dari hasil konvensi. Tokoh alternatif yang dapat diusung adalah Mahfud MD - jika tak diusung oleh Jokowi sebagai cawapres. Atau tokoh lain yang mengejutkan publik dan menjadi antithesis Jokowi. Prabowo bagi SBY belumlah memenuhi syarat sebagai pesaing Jokowi. PAN dan PKS diyakini akan mampu mencalonkan cawapres atau bahkan capres yang mumpuni untuk melawan Jokowi.

Jika koalisi PAN, PKS dan Demokrat itu terjadi, maka dapat dipastikan Prabowo dan Aburizal Bakrie harus berkoalisi untuk maju ke gelanggang pilpres 2014. Pertanyaannya. Siapa yang mau mengalah? Ditambahkan pula, ARB diyakini telah mendapatkan dukungan Hanura dan mampu maju ke gelanggang perang bintang di Pilpres 2014. Maka tinggal Prabowo yang harus melepaskan diri dari niatan menjadi capres. Paling banter jadi cawapres Ical. Mau? Tak tahulah awak.

Jadi, maneuver SBY belakangan termasuk Youtube pengin bertemu dengan Megawati bukti (1) kekuatan Jokowi yang menakutkan sesuai instink politik SBY, (2) akan merangkul kembali koalisi dengan PAN dan PKS serta PPP - jika PPP gagal mendukung Jokowi - dengan mengusung cawapres alternatif di luar Jokowi. Maksud SBY adalah untuk langsung head to head berhadapan antara SBY dengan Jokowi dan Aburizal Bakrie-Prabowo. Mampukah SBY memenangkan capres usungannya sekaligus mengamankan dirinya dari kasus Bank Century dan Hambalang yang mungkin mengincarnya selepas lengser?

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun