Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Jawab Fadli Zon: Pelanggaran HAM Harus Dibuka dan Diselesaikan

17 Mei 2014   06:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:26 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jokowi mulai melakukan serangan ke kubu Prabowo. Pernyataannya seperti dimuat di Kompas.com menyiratkan strategi politik Jokowi mantap. Jokowi menjawab pembelaan Fadli Zon oleh Tim Mawar yang membunuhi para pemuda dan penghilangan secara paksa pada 1998. Fadli Zon menganggap tindakan pembunuhan itu sebagai membela negara dengan konsep pre-emptive action and measures - tindakan pendahuluan sebelum teroris melakukan aksi. Apa makna yang disampaikan oleh Jokowi?

Pertama, selama ini dipikir bahwa Jokowi adalah produk yang tak indipenden. Pernyataan Jokowi terkait pelanggaran HAM yang dikaitkan dengan Prabowo yang berkembang di masyarakat dijawab oleh Jokowi. Dengan elegan Jokowi menjawab bahwa pelanggaran HAM harus dibuka dan diselesaikan. Pernyataan ini menyiratkan bahwa Jokowi memiliki konsep tentang strategi komunikasi politik yang baik. Pernyataan Jokowi tentang pelanggaran HAM ini adalah pernyataan pertama terkait perang kampanye antara Jokowi melawan Prabowo dan Fadli Zon.

Kedua, pernyataan terkait HAM ini menunjukkan bahwa Jokowi memiliki pandangan yang jernih terkait isu HAM. Ketika orang digiring melupakan kekejaman pembunuhan politik terkait pelanggaran HAM, Jokowi berani menyatakan bahwa pelanggran HAM harus dibuka dan tak boleh ditutupi dan harus diselesaikan. Pernyataan ini melegakan karena ada keberanian pembelaan terhadap HAM oleh Jokowi sebagai calon presiden.

Ketiga, Jokowi tampak percaya diri menyampaikan pelanggaran HAM sebagai isu yang harus ditanggapi. Pernyataan itu juga sebagai jawaban terhadap kampanye hitam yang dilontarkan oleh lawan-lawan politik Jokowi terutama kubu Fadli Zon dan Prabowo.

Keempat, Jokowi menunjukkan integritas dan kepercayaan diri untuk mengungkap persoalan HAM jika berkuasa. Ini merupakan angin segar bagi tegaknya keadilan di Bumi Pertiwi. Pernyataan itu menjadi acuan posisi Jokowi yang mirip Gus Dur - berani mengambil sikap tegas. Gus Dur meminta maaf akan kesalahan masa lalu Banser NU yang membantu Sarwo Edhie Wibowo membantai sekitar 500,000 orang yang anggota dan simpatisan PKI. Jiwa besar Gus Dur rupanya muncul dalam diri Jokowi.

Kelima, pernyataan tentang HAM ini nanti akan diikuti dengan serangan satu per satu untuk menjawab setiap isu kampanye dengan menjawab berupa esensi makna pernyataan. Jokowi dan Timses tak akan menjawab isu kampanye dengan strategi ‘lu jual gua beli - kamu bilang apa aku jawab'. Jokowi menyiratkan melakukan perlawanan strategis yang menyentuh jantung esensi persoalan.

Keenam, strategi menjawab isu dengan pernyataan langsung lewat Jokowi menunjukkan independensi dan kemampuan Jokowi mengelola informasi dan tak mudah terbakar oleh pernyataan lawan-lawan politik. Jawaban Jokowi ini menyentak langsung karena memiliki makna: jika Jokowi menjadi presiden maka banyak kasus HAM akan dibuka dan diselesaikan. Bukan hanya kasus penculikan yang oleh Fadli Zon disebut pre-emptive action - meminjam istilah George Bush untuk menumpas teroris sebelum teroris melakukan aksinya.

Jadi, pernyataan Jokowi tersebut menimbulkan keyakinan bagi orang yang selama ini melihat Jokowi sebagai sosok yang klemar-klemer dan santai. Padahal Jokowi adalah mantan Walikota Solo, dan Gubernur DKI Jakarta yang memiliki segudang pengalaman bertarung dalam perang opini publik. Kita akan tunggu jawaban dan reaksi Jokowi terkait isu-isu kampanye.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun