Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerbong Panjang Prabowo dan Jokowi, Pertimbangan Memilih dalam Pilpres 2014

28 Juni 2014   18:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:25 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Inilah gerbong panjang Prabowo dan Jokowi yang layak disimak dalam menentukan pilihan Anda - selain faktor kepribadian Anda. Gerbong panjang Prabowo dan Jokowi ini menarik karena memberikan petunjuk dan warna identifikasi bukan hanya kepada Prabowo dan Jokowi, namun kepada Anda sebagai pemilih. Kenapa? Karena ketika Anda menentukan pilihan Prabowo dan Jokowi, faktor psikologi Anda dan lingkungan yakni impuls dari luar (kampanye, kepribadian Prabowo atau Jokowi, para pendukungnya) dan impuls dari diri pribadi Anda sendiri akan saling berperan dalam memutuskan untuk memilih.

Dalam beberapa tulisan tentang kecenderungan memilih dalam Pilpres, selalu disampaikan oleh penulis tentang faktor psikologi yang memengaruhi kecenderungan seseorang, termasuk Anda, dalam memilih antara Jokowi atau Prabowo. Faktor psikologi itu mendekatkan seseorang untuk memilih calon, menjadi pendukung, menjadi relawan dan bahkan menjadikan seseorang sebagai fans Anda. Karenanya, kita akan lihat dengan mata telanjang Prabowo dan Jokowi dengan gerbongnya masing-masing. Bagaimana gambaran pilihan Anda terkait gerbong panjang para capres dan kondisi psikologi dan kepribadian Anda?

Dalam banyak kesempatan, orang tua muslim mengajarkan idolanya adalah manusia maksum: Rasullullah Muhammad SAW. Tak ada idola seorang muslim setinggi Muhammad. Muhammad adalah ikon kesempurnaan manusia yang tak terbantahkan. Orang tua Buddha akan mengarahkan teladan dan idola kedamaian kepada Buddha Gautama. Anak-anak Nasrani diajarkan mengidolakan Yesus Kristus, Pontiff, dan Bunda Maria sebagai idola terpenting. Musa pun menjadi idola umat paling terhormat di mata Allah SWT: Yahudi. Umat Konghucu jelas mengidolakan Konfusius sebagai pendiri agama damai itu. Umat Hinda akan mengidolakan para Dewa-dewi dan alam yang harmoni sebagai gambaran diri mereka: keserasian diri dan alam. Itulah para teladan yang memiliki pengaruh di seluruh dunia dan dipastikan akan benar oleh pengidola mereka masing-masing.

Di luar itu filsuf Dunia juga menjadi idola. Karl Marx - Fadli Zon mengidolakan bahkan berziarah di makam Karl Max - pencetus komunisme bersama Hegel pun menjadi idola bagi kalangan komunis. Nietzsche, Rene Descartes, St. Thomas Aquinas, Rumi, Al Hallaj, Sheikh Siti Jenar, Sunan Kalijogo, pun menjadi rujukan yang menggambarkan jiwa dan karakter seseorang. Mereka menjadi dasar pola pikir dan arah pemikiran.

Artis, aktris, atlet dan kalangan seni dan musik juga menjadi idola masyarakat. Untuk tingkat Dunia dan lokal, masyarakat mengidolakan Monroe, Madonna, Katy Perry, John Statham, Michael Jackson, Michael Jordan, Picasso, John Lennon, Shahrukh Khan, Bambang Pamungkas, Cinta Laura, Anggun, Agnez Monica, Abdee Negara, Ahmad Dhani, dan bahkan Rhoma Irama, sampai Polo dan Aming. Mereka menjadi rujukan ‘penuhanan diri' sebagai cermin diri para pencintanya. Maka sikap dan perilaku bahkan pakaian pun para pengidola mereka akan mengidentifikasi dengan para idol.

Kini, Prabowo dan Jokowi tiba-tiba menjadi idol - alias sesembahan atau pemberhalaan - bagi banyak orang. Tak hanya orang kebanyakan, tetapi juga para elite. Para pendukung masing-masing capres mendekat dan merapat. Selain faktor kepentingan kekuasaan, kursi, kesempatan, bagi pendukung di tingkat elit. Maka yang tampak sekarang adalah ada dua gerbong panjang kelompok manusia: gerbong dengan lokomotif Prabowo dan gerbong lokomotif Jokowi. Dua gerbong ini menarik untuk diamati karena merekalah yang akan memutih-hitamkan Indonesia. Orang yang berada di dalam gerbong itulah yang menentukan nasib Anda, kita dan saya. Mari kita lihat isi gerbong Prabowo dan Jokowi.

Gerbong kiai pendukung Prabowo. KH Nurul Huda Jazuli dan KH Zainuddin Jazuli dari Ploso Kediri, KH Anwar Iskandar dari Jamsaren Kediri, KH Anwar Mansyur dan KH Kafabihi Mahrus dari Lirboyo Kediridan KH Mahrus Malik dari Sampang, KH Nuruddin Bangkalan, KH Muzakki Syah Jember, dan KH Syuyuti Banyuwangi. Ustadz KH Hilmi Aminuddin, Ustadz Fahri Hamzah, Ustadz Fadli Zon. Jadi silakan yang mengidolakan ustadz Fadli Zon pasti akan memilih Prabowo.

Gerbong kiai pendukung Jokowi. KH Bunyamin Ruhiyat cipasung, Tasikmalaya, KH Asep Adang Rudiyat ketua forum alumni Cipasung, KH Sholahuddin Wahid, KH Hasim Muzadi, KH Sanusi Baco Ketua MUI Sulsel, KH Dien Syamsuddin, Buya Masoed Abidin dari Sumbar, KH. M Yusuf Chudori atau Gus Yusuf, Magelang, Ustadz Alwi Shihab, dan Ustadz Anies Baswedan. Jadi silakan yang mengidolakan Alwi Shihab akan memilih Jokowi.

Gerbong agama Prabowo. Dalam hal agama, keluarga Prabowo sangat pluralis. Ibu kandung Prabowo, Dora Sigar adalah penganut Protesten sampai meninggal dunia. Kakak perempuan Prabowo yang menikah dengan mantan Gubernur BI Sudradjat Djiwandono adalah penganut Katolik. Hashim sendiri sebagai Islam sedangkan Prabowo mendapat hidayah ketika menikah dengan Titiek Prabowo. Di gerbong keluarga Jokowi semuanya dari ayahnya, ibunya, keluarga besarnya semuanya adalah penganut Islam, tidak ada warna-warni agama dalam keluarga Jokowi.

Elite Partai di gerbong Prabowo. Harry Tanoesoedibjo, Suryadharma Ali - tersangka korupsi haji, Amien Rais - tokoh reformasi, Anies Matta - penggagas pembubaran KPK, Mahfud MD - mantan ketua Mahkamah Konstitusi, MS Kaban - terperiksa kasus Anggodo Widjojo korupsi kehutanan, Aburizal Bakrie - kasus Lapindo dan kasus pajak Asian Agri, Hidayat Nur Wahid si kreator wani piro nomor wahid. Hashim Djojohadikusumo terlibat kasus BLBI. Fadli Zon - pengidola tokoh komunis Karl Marx sampai berziarah segala. Merekalah yang berada di balik kebijakan dan arah Indonesia dan kampanye Prabowo.

Elite partai di gerbong Jokowi. Surya Paloh - pemilik MetroTV dan raja media. Dahlan Iskan, pemilik Jawa Pos Group. Wiranto - jenderal tegas penentang pencapresan Prabowo seperti Agum Gumelar, Sutiyoso - mantan gubernur DKI, Megawati - ketua umum PDIP, Tjahjo Kumolo - pentolan mantan Ketum KNPI, Anies Baswedan - rektor universitas Paramadina, Soetrisno Bachir - mantan Ketua Umum PAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun