Maka, dalam peta pertarungan Pilpres, sudah sejak awal, dari sisi keturunan Jokowi lebih unggul dari Prabowo. Jokowi keturunan Raja Majapahit/ Singasari yang ahli strategi. Ki Juru Mertani adalah wujud generasi berikutnya dalam sejarah Ken Arok yang merupakan ahli strategi pendiri kerajaan Singasari. Sedangkan Prabowo hanya pelanjut generasi HB II saja dan bukan keturunan ahli strategi.
Jadi, sebagai keturunan ahli strategi pendiri kerajaan Majapahit dan Singasari (Ken Arok) dan Mataram (Ki Juru Mertani), menurut Ki Sabdopanditoratu, Jokowi tak mungkin dikalahkan dari sisi bibit, bebet, dan bobotnya oleh Prabowo.
Jokowi pun kebesarannya melebihi para raja Mataram dan para keturunannya karena memang Jokowi adalah keturunan pendiri kerajaan Mataram dan keturunan Ken Arok melalui Bhre Kertabhumi dan Brawijaya, Raja Majapahit terakhir.
Oleh sebab itu maka, pada akhirnya, terkait koalisi permanen yang dipimpin Prabowo, Jokowi akan memenangi persaingan dan Jokowi akan menguasai semuanya: dalam diri Jokowi ada unsur bibit (keturunan Majapahit), petarung dan ahli strategi (bobot), jejak prestasi dan perbuatan (bebet) yang merupakan refleksi darah dan gen yang diturunkan dari Ki Juru Mertani. Maka tak mengherankan jika Jokowi pada berbagai kesempatan selalu menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang petarung. Jokowi menyebut dirinya kalau sudah maju tak pernah kalah. Itu darah asli keturunan Ki Juru Mertani. Prabowo hanya keturunan Hamengkubuwono II yang bukan ahli strategi dan tidak memiliki prestasi mencolok, sebagaimana diuraikan oleh Ki Sabdopanditoratu.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H