Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasihat bagi Pak Prabowo: Momentum Terbaik Move On adalah Hadiri Pelantikan Jokowi

17 Oktober 2014   14:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:41 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Inilah nasihat kedua dari hati paling dalam untuk Pak Prabowo. Setelah sekian lama, kini waktunya Pak Prabowo untuk move on: hadirlah pada pelantikan Jokowi-JK. Inilah momentum terbaik Pak Prabowo untuk move on.

Tahukah Pak Prabowo, jelang pelantikan Jokowi 20 Oktober 2014, publik masih mengharapkan Prabowo move on. Inilah momen terbaik Prabowo untuk menunjukkan diri sebagai seorang pribadi yang berkelas negarawan dengan cara move on.

Pak Prabowo adalah orang cerdas yang mampu mengetahui bahwa kekalahan adalah kemenangan tertunda. Pak Prabowo masih relative muda. Tahun 2019 Pak Prabowo baru berusia 67 tahun. Pak JK yang berusia 72 tahun saja bisa menjadi wapres dua kali. Ayo Pak Prabowo move on.

Pak Prabowo harus melupakan kekalahan pilpres seyogyanya tidak dijadikan sebagai momentum mengubah sejarah masa lalu dan masa depan Pak Prabowo secara negatif. Catatan Pak Prabowo jauh sebelum pilpres sebenarnya adalah catatan gemilang nan cerdas. Namun gara-gara ambisi yang kelewatan dan orang-orang sekeliling Pak Prabowo dalam mitra koalisi, maka Pak Prabowo yang memiliki masa lalu gemilang itu meredup dan menimbulkan pro dan kontra. Kini saatnya move on.

Awal pekan depan, ketika Jokowi dilantik, Pak Prabowo bisa menggunakan momentum itu untuk kepentingan catatan emas Pak Prabowo sendiri dengan cara move on.

Rakyat tahu pasti bahwa Pak Prabowo saat ini tengah mengalami persoalan psikologi yang menekan hati, jiwa dan raga Bapak. Pak Prabowo mengungkapkan tentang sakit hati. Itu menunjukkan jiwa Pak Prabowo meradang karena tak mendapatkan siraman dan pelayanan dari hati yang sehat sehingga sulit untuk move on.

Raga Pak Prabowo pun akan terpengaruh menjadi rapuh dengan misalnya tampilan muka yang ‘gembil dan dan tembem' dan melorot dengan sorot mata yang menampakkan kesedihan dan sakit hati yang disebutkan oleh Pak Prabowo dan Pak Hashim. Ini tidak bagus untuk kesehatan hati, jiwa dan raga, Pak Prabowo. Satu-satunya cara untuk menjadi sehat hati, jiwa dan raga adalah move on.

Pak Prabowo, Bapak adalah calon negarawan yang tertunda. Bapak kan tahu bahwa seorang negarawan tak pantas kalau tidak mampu move on. Hanya karena kalah pilpres. Rakyat tahu Bapak orang baik. Yang tak baik adalah orang-orang yang menumpang dan menjadi penumpang gelap Bapak. Orang seperti Ical, Idrus Marham, Hidayat Nur Wahid dan juga Fadli Zon dan Fahri Hamzah tak harus selalu diikuti. Tahukah Bapak bahwa sebenarnya mereka memiliki kepentingan agar 2019 Gerindra menjadi kerdil jika Bapak tak move on.

Jika Bapak tetap tak mampu move on dengan segera, maka Pak Prabowo akan menyesal ketika Golkar, PPP, dan PAN meninggalkan Bapak karena strategi Jokowi yang sangat tak masuk akal dan cerdas. Jadi Pak Prabowo harus move on.

Tahukah Pak Prabowo, Jokowi sebagai Presiden RI akan menggalang dukungan dari ulama, NU, Muhammadiyah, dan rakyat dari berbagai golongan untuk mendukungnya. Jelas suara Pak Jokowi akan lebih didengar dibandingkan dengan suara Pak Prabowo. Nasihat dari orang-orang yang disebut di paragraph di atas sesekali Pak Prabowo kesampingkan. Dengarlah nasihat II saya untuk move on.

Jokowi sebagai manusia juga akan melakukan dan memberikan pelajaran kepada Pak Prabowo jika Pak Prabowo gagal move on. Jokowi - di balik sikap lembutnya adalah seorang pribadi yang kuat, tegas, tegar dan tegaan. Pak Prabowo tentu telah mengalami kekuatan, ketegasan, ketegaran, dan ketegaan Pak Jokowi yang meninggalkan Pak Prabowo dan Pak Hashim meskipun sebenarnya Jokowi punya hutang budi yakni pernah dibantu menjadi Gubernur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun