Puan Maharani menjadi pro-kotra santer sebagai calon menteri dalam pemerintahan Jokowi-JK. Jelang pelantikan Jokowi menjadi Presiden RI persoalan calon menteri agama dan ekonomi pemerintahan Jokowi-JK menjadi berita panas. Menarik mengamati 200 orang calon menteri yang masuk nominasi menteri agama dan ekonomi - yang kini tinggal 40 orang calon. Ternyata beberapa usulan calon menteri agama dan ekonomi dari beberapa Kompasianers yang sempat mencuat dan menjadi perbincangan seperti Marzuki Alie, Faisal Basri, Yusril Ihza Mahendra dan AM Fatwa dan Kompasianers lain ternyata menjadi pro-kontra dan kemungkinan hanya Faisal Basri yang masih bisa menimbulkan kejutan. Mari kita cermati dengan hati gembira ria dan nggak usah serius amat.
Mantan calon Ketua Tim Transisi yang namanya tak jelas itu menyampaikan bahwa pertimbangan usulan untuk Marzuki Alie tak layak menjadi menteri Jokowi karena Marzuki Alie (1) pernah disebut sebagai penerima uang US $ 1 juta, (2) pendukung pilkada oleh DPRD luar negeri, (3) politisi partai pendukung capres lain selain Prabowo dan Jokowi, (4) seorang Demokrat yang tak memiliki kursi lagi di DPR, kecuali membawa kursi sendiri. Jadi dia tak masuk dalam 200 bursa calon menteri agama dan ekonomi.
Selain dia, Kompasianer Faisal Basri justru masuk dalam bursa pencalonan sebagai menteri ekonomi yang malah layak didukung seperti disebutkan oleh mantan calon Ketua Tim Transisi. Faisal Basri dinilai layak untuk menjadi salah seorang menteri mengingat (1) integritasnya tak perlu diragukan, (2) menjadi pendukung Jokowi sejak Jokowi menjadi cagub putaran II melawan Foke, (3) kapasitas dan profesionalisme di bidang ekonomi makro dan mikro, (4) professional murni - meskipun pernah menjadi sekjen PAN karena berbeda pendapat dengan Amien Rais.
Kompasianer lain yang gagal masuk bursa 200 orang dan gagal dicalonkan jadi menteri agama dan ekonomi adalah Andi M Fatwa. Pencalonan AM Fatwa sebagai bursa calon menteri terkendala oleh posisi AM Fatwa di dua kaki: satu kaki di PAN dan satu lagi di DPD. Maka jelas tim menolak AM Fatwa masuk dalam bursa menteri agama Jokowi.
Yusril Ihza Mahendra yang juga tidak masuk ke dalam 200 calon nominasi pos menteri agama dan ekonomi. Namun pencalonan Yusril Ihza Mahendra menjadi nominasi gugur akibat (1) kesaksian Yusril IM di depan Mahkamah Konstitusi sebagai saksi ahli yang menguntungkan Prabowo-Hatta, (2) pernah membantu transfer uang Tommy Soeharto dari luar negeri, (3) politisi dan boss Partai Bulan Bintang temannya PKS.
Calon lain yang mengejutkan dan tak masuk bursa 200 menteri agama dan ekonomi adalah Jusuf Kalla yang menimbulkan pro-kontra di Tim Transisi. Jusuf Kalla jelas tak cocok menjadi menteri karena menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Jokowi.
Seharusnya para Kompasianers memiliki kesempatan dan hak politik dinominasikan menjadi calon menteri untuk Jokowi. Salah satu yang gagal masuk dan bahkan tak dipikirkan oleh Jokowi dan Tim Transisi selain mereka adalah saya.
Pencalalonan saya yang tidak masuk bursa 200 calon menteri itu oleh mantan calon Ketua Tim Transisi karena (1) karena terlalu muda di bawah 40 tahun, (2) telah beristri bukan dari Laos atau Kamboja atau Turki namun dari negara lain termasuk Indonesia.
Jadi, kita tak harus menunggu diumumkannya menteri agama dan ekonomi tersebut karena adanya pro-kontra bahkan ketidakjelasan tentang pos menteri bernama Kementerian Agama dan Ekonomi - meskipuan dengan kedok agama demi kepentigan ekonomi bisa korupsi seperti Suryadharma Ali contohnya.
Catatan: perlu kecermatan berbahasa untuk membaca artikel ini...hehehe
Salam bahagia ala saya.