Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jokowi dan Roh Sumpah Pemuda 1928 yang Hilang dari Para Presiden RI

28 Oktober 2014   15:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:27 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414476464495035093

Kelompok radikal yang terakhir ini pada awal masa reformasi mengalami euphoria sampai membentuk Laskar Jihad, Partai Keadilan yang mencoba bangkit di tengah tekanan selama 32 tahun pemerintahan eyang saya Presiden Soeharto.

Kini, perjuangan kebangsaan Indonesia mengalami polarisasi yang sama: perjuangan identitas kebangsaan menuju Indonesia yang bermartabat atau demokratis melawan kelompok anti demokrasi dan kecenderungan menuju masyarakat mono-religi yang memaksakan kehendak. Roh Sumpah Pemuda 28 tidak terpikirkan sama sekali dalam diri para presiden sejak Megawati-Yudhoyono, bahkan Jokowi karena pada hari ini tak ada pernyataan apapun terkait tonggak sejarah perjuangan Indonesia terpenting pertengahan abad ke-20 itu.

Jokowi yang diharapkan tinggi oleh masyarakat menjadi penarik gerbong perubahan, belum menunjukkan sikap sebagai kelanjutan roh perjuangan Sumpah Pemuda 1928. Jokowi hanya akan menjadi seperti Megawati dan Yudhoyono jika tunduk kepada partai dan hanya akan menjadi presiden pembuang waktu saja: hanya mengisi catatan pernah menjadi presiden tanpa prestasi. Jokowi hanya akan mampu mencatatkan diri sebagai presiden seperti Gus Dur, eyang saya Presiden Soeharto atau Bung Karno jika mampu menyejahterakan rakyat. Caranya, jangan menjadi panganut dan penyembah partai.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun