Tahun 2001, Shahrini kecil memulai karir selebritasnya ketika berusia 20 tahun. Berbekal kulit kecoklatan, body Shahrani pun dipoles dengan Cepok - obat pemutih oplosan bermerkuri. Maka kulitnya sekarang terlihat putih. Kulit putih diidentikkan dengan kecantikan. Berbekal hidung yang sedikit pesek, mengikuti saran temannya, Shahrini melakukan operasi plastik di klinik Haji Solehan. Klinik ini menerapkan operasi plastik model pijatan ala ketok magic Blitar.
Dalam usia belia, Shahrini selalu tampil di dang-pop tarling (dangdut pop tarian keliling). Kisah sukses masa lalu Inul Daratista - yang pada tahun 2015 dikabarkan mendapatkan penghasilan dari Inul Vista sekitar Rp 3 miliar per hari - menginspirasi. Mulailah dari dangdut tarling dan goyang vertical-horizontal. Itu gaya khas Shahrini selain maju-mundur, meleok ke bawah ke atas dan memutar pinggul sambil mengangkat kedua tangan ke atas lurus. Sambil melakukan gerakan itu pinggul digoyang dan tubuh diangkat ke atas. Itulah gaya Shahrini. Goyang vertical-horizontal.
Dalam usia belia, Shahrini bertemu pencipta lagu Jawa bernama Unang, diajak berduat dan sekaligus dipacari. Sejak saat itu karir Shahrini melesat bagai meteor. Shahrini yang masih meniti karir pun berubah menjadi selebritas dadakan. Itu semua didapatkan setelah ritual di Gunung Kemukus.
Kaget dengan kondisi barunya, aji mumpung menjadi pilihan. Maka, keluarlah Shahrini dari pelukan Unang. Unang pun berganti perempuan setelah diceraikan istrinya, Krisyatanti yang menikahi lelaki Flores bernama Rahul Remosh. Di tengah keterpurukan itu, Unang mendapatkan durian runtuh: mendapatkan pasangan baru bernama Asyandi dan menjadi politikus sebagai pembuka ruang money laundering.
Shahrini sedikit kaget. Maka, aji mumpung pun dilancarkan. Dunia selebritas yang sempat dicicipi pun menjadikan Shahrini kaget dan mengalami gegar budaya. Tas bermerek mahal, mobil super mewah, rumah mewah, restoran kelas atas, pelesir ke luar negeri, dan umroh menjadi lambang kesuksesan.
Shahrini pun keluar dari tatanan kampungnya di Sinargalih: perempuan harus menikah. Shahrini pun tidak memikirkan pernikahan. Penyebabnya? Kabarnya Shahrini telah dengan sengaja menghilangkan keperawanannya. Sesuatu yang tak penting bagi mereka berdua. Justru kehilangan keperawanan menurut dukun dan penasihat spiritual Shahrini dan orang tuanya akan memberikan keberuntungan.
Maka dengan bebas, Shahrini mengarungi dunia baru: dunia selebritas. Dunia selebritas adalah dunia nyata yang sangat memberi kenikmatan duniawi. Dari goyangan vertical-horizontal-lah gambaran Shahrini terbangun. Maka marketing Shahrini bukan tentang lagu atau kemampuannya bernyanyi, namun lebih pada kemampuan goyangnya.
Dunia selebritas yang tergambarkan lewat kemewahan Shahrini menjadi trade-mark di kampung-kampun dan pedalaman. Pengalaman mengalami rasa Shahrini menjadi obsesi dari Sultan Bruney sampai pula para sultan dan raja tanpa mahkota di Nusantara. Salah satu yang beruntung mengalami pengalaman bersama Shahrini adalah seorang pengusaha minyak dan gas: Alvian.
Alvian rupanya menginsipirasi para pengusaha lain yang memercayai guru spiritual mereka yang percaya bahwa Shahrini adalah titisan Kendedes dari garis Raja Pajajaran. Dikisahkan bahwa siapa yang berhasil mendapatkan kesempatan bercinta dengan Shahrini yang dihembuskan sabagai titisan Ken Dedes, maka dia akan mulia dan membawa hoki. Keyakikan itu menjadikan Shahrini laku keras di kalangan para pemercaya tuah keberuntungan jika bercinta dengan Shahrini.
Maka berlomba-lombalah para lelaki pengusaha mengejar Shahrini. Tarif alias ongkos kencan dengan Shahrini bernilai miliaran rupiah. Dikabarkan sekali kencan dengan Shahrini, pengusaha akan merogoh kocek minimal US $ 500,000 alias Rp 7 miliar. Kencan dengan Shahrini bukan di lokasi Gunung Kemukus, namun Paris, Las Vegas, atau New York. Namun, diwajibkan sebelum kencan dengan Shahrini, pria yang akan mengencaninya harus ritual di Gunung Kemukus dan membayar kuncen alias penjaga makam minimal Rp 5 juta.
Sebenarnya, kuncen makam Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu - nama asli Nyai Ontrowulan - menjadi corong marketing atau pemasaran bagi Shahrini. Dari sinilah Shahrini mendapatkan banyak order. Bukan dari hasil menyanyi yang hanya mendapatkan Rp. 30 - 40 juta per show yang tak akan cukup untuk pergi selama seminggu dengan pesawat pribadi.