Apa yang terjadi di Amerika ini tentu menarik sebagai pelajaran. Kemarin ini memang sudah muncul citra, bahwa blog, dan Internet secara umum, masih belum bisa dipercaya sepenuhnya.
Pada sisi lain, blog menjadi trend, dan bahkan dalam lingkup akademik jurnalistik sempat muncul pertanyaan, "Is blog the future of journalism?". Insan yang berkecimpung dalam bidang jurnalisme online mungkin cenderung ingin mengatakan "ya".
Tetapi jelas untuk itu dibutuhkan kedewasaan, check and re-check. Dalam komunitas blog - juga dalam domain jurnalisme warga (citizen journalism) - juga ada mekanisme "self-correcting", di mana audiens lain akan mengoreksi bila seorang penulis menulis hal yang tidak benar. Namun sebelum itu, dalam arti sebelum dikoreksi pihak lain, sebaiknya dari penulis blog sendiri lah yang menerapkan sikap "correct", akurat dan seksama.
Akurat artinya menjamin apa yang ia tulis benar dan teliti, menyangkut fakta-fakta dalam unsur 5W+1H. Seksama artinya juga memperhitungkan pelbagai kemungkinan yang bisa timbul dari apa yang ia tulis.
Dunia Internet, aktivitas blog, memang memberi kemungkinan baru dan luas, yang tidak terdapat pada media konvensional. Adagium "The medium is the message" termasuk yang menjadi panduan dalam aktivitas dengan media baru ini.
Namun pada sisi lain, kita juga berkepentingan agar blog kita kredibel. Untuk konteks Indonesia, kredibilitas bahkan masih perlu ditambah dengan kearifan. (nin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H