Mohon tunggu...
Nino Histiraludin
Nino Histiraludin Mohon Tunggu... profesional -

Mencoba membagi gagasan. Baca juga di www.ninohistiraludin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Membaca Lebih Dalam Surat Ustadz KH Arifin Ilham Ke BNPT

2 April 2015   17:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:37 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polemik tentang pemblokiran beberapa situs yang dianggap radikal oleh pemerintah turut ditanggapi berbagai kalangan. Mulai mantan Ketua MK, Mahfudz MD hingga ustadz yang laris manis di televisi maupun diberbagai kegiatan pengajian, Ustadz KH Arifin Ilham.

Bahkan secara khusus beliau membuat surat yang langsung ditujukan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorist (BNPT) Irjen Pol Saud Usman Nasution. Memang yang memiliki kewenangan pemblokiran adalah Kemen Kominfo namun berdasarkan usulan dari BNPT.

Kini Kemen Kominfo sudah membentuk Tim Panel yang akan merumuskan kriteria dan menentukan diantara puluhan situs tersebut, mana yang memenuhi syarat untuk dibekukan.

Ustadz KH Arifin Ilham bahkan menuliskan dalam Fanspage Facebook miliknya dengan pengikut hampir 4 juta orang. Apa saja isi surat itu dan bagaimana kita membaca leih “dalam” surat tersebut?

Pertama, sekelas Ustadz KH Arifin Ilham pasti sudah banyak dikenal orang. Tentu ketika membutuhkan klarifikasi, teguran atau masukan ke pejabat bisa langsung ditembuskan. Entah via fasilitas inbox di sosial media, telp langsung pada yang bersangkutan atau lebih baik bersilaturahmi. Bukan malah membuat surat terbuka yang dituliskannya di halaman fanspage beliau.

Sebagai sesama orang yang memiliki posisi penting baik di masyarakat maupun dijabatan publik tentu punya rasa saling menghormati. Mau protes, tidak setuju atau bahkan melawan keputusan pemerintah dilakukan dengan tabayun terlebih dulu. Ingat kasusnya Ustadz Yusuf Mansur ngetweet tentang Anis Baswedan (Menteri Dikdas dan Kebudayaan)?

Ustadz Yusuf keburu mengambil kesimpulan bahwa Anis Baswedan akan menghapus doa di sekolah. Faktanya ustadz Yusuf tidak tabayun (klarifikasi pada yang bersangkutan) dan langsung berkesimpulan. Masalahnya kesimpulan itu disebar di social media.

Kedua, beberapa kalimat yang ditulis kurang tepat atau multi interpretative. Pada alenia kedua tertulis “…. Memblokir media da’wah”. Usulan BNPT hanya ada 22 situs dan saat ini sudah berkurang menjadi 19 situs. Tanpa kata “beberapa” bisa dimaknai bahwa semua media dakwah diusulkan diblokir oleh BNPT.

Pada alenia keempat tertulis “….. menutup JALAN DA’WAH”. Padahal dijaman modern ini jalan dakwah bisa melalui banyak hal. Pun dengan blokir situs yang dilakukan pemerintah sebetulnya tidak cukup efektif. Secara pribadi saya meragukan keputusan pemerintah akan efektif untuk jangka panjang. Sama halnya dalam melarang ajaran sesat, tugas pemerintah dan tokoh agama ya memperkuat keyakinan masyarakat tidak dengan menangkapi mereka. Sebab yang keliru itu fahamnya bukan laku fisiknya.

Kemudian alenia yang mencantumkan point 1 hingga point 7 seakan-akan Irjen Pol Saud Usman adalah orang terdepan yang menghalangi “Jalan Da’wah” orang Islam. Selanjutnya kalimat di poin 7 tertulis kata-kata “Mengapa hanya media Islam….”, ah sangat tendensius ustadz KH Arifin Ilham menarik kesimpulan. Lihat saja situs atau media Islam milik ormas NU atau Muhammadiyah beserta organisasi didalamnya, Republika, hingga pkspiyungan.org tidak masuk dalam usulan diblokir.

Ketiga, ditulisnya surat ini di fanspage sudah dishare sampai 17.142 dan di “like” oleh 104.733 yang saya yakin tidak seluruhnya membaca, mencermati dan memaknai lebih dalam. Apakah ustadz memikirkan diantara mereka kemudian saling berdebat tentang persepsi kalimat-kalimat diatas? Kalau menimbulkan perdebatan tidak bermanfaat karena persepsi, dosa siapakah ustadz?

Keempat, penyertaan foto dalam FP Ustadz KH Arifin Ilham beserta Brimob bersenjata lengkap apa maksudnya? Jujur saya sebagai orang awam memaknai “ini lho saya juga dekat dengan Brimob”. Sedangkan surat ditujukan pada Kepala BNPT yang berlatar belakang polisi juga.

Apakah ustadz pernah berpikir apa perasaan anggota Brimob yang ada di foto tersebut? Istri-istri mereka, anak mereka, orang tua mereka bahkan ayah mereka?

Pun apa maksudnya saat berfoto mereka menenteng senjata laras panjang? Posisinya pun memegang pelatuk. Coba tanya salah satu follower ustadz, apa persepsi mereka soal itu?

Ustadz KH Arifin Ilham yang saya hormati, saya respek terhadap ustadz. Justru karena itulah saya menuliskan coretan ini supaya kita saling mengingatkan. Tulisan ini saya publish sebagai pengingat kita bersama agar dimasa mendatang kita hati-hati dan mencontoh Tauladan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Semoga mendapat respon Ustadz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun