Kasus kecelakaan yang menimpa off roader Fatkhun Nadjib di Tol Cipularang Sabtu (29/11) pukul 22.30 telah menyebabkan pria penolong itu meninggal dunia. Lebih miris lagi, Fatkhun tertabrak sewaktu menolong sopir yang terjepit di body mobil setelah habis kecelakaan serta terekam dari kamera anaknya. Artinya dia berhenti karena kepeduliannya yang tinggi dan pihak tol saat itu tidak terlihat dilokasi kejadian.
Hingga sekarang si penabrak belum tertangkap karena memang sulit mengidentifikasi mobil yang melaju dari arah depan anak Fatkhun (Ramadhan Dede) yang merekam gambar. Otomatis cuma kilauan cahaya saja yang terlihat. Anak dan istri Fatkhun Nadjib sempat diundang dan menjelaskan kejadian di acara Hitam Putih asuhan Deddy Corbuzier.
Intinya mereka menyatakan kenapa pihak yang harusnya bertanggungjawab menolong korban kecelakaan tidak melakukan pertolongan. Dede menyatakan sudah lebih dari 1 jam kendaraan yang mereka tolong mengalami kecelakaan, tidak ada pihak tol yang datang. Mereka menelpon ke kepolisian dan ke pihak tol, tidak ada yang mengangkat.
[caption id="attachment_340751" align="alignnone" width="560" caption="Ilustrasi"][/caption]
Dijaman yang serba maju ini, sudah selayaknya komunikasi bisa dilakukan dengan cepat. Polisi sudah lama memiliki no telp 110 tetapi karena minimnya sosialisasi, kita bisa saja lupa. Maka dari itu, kehadiran akses internet menjadi cukup penting. Kehadiran internet saat ini lebih banyak difungsikan berkomunikasi menggunakan sosial media.
Keminfo bisa menyusun regulasi yang ditujukan pada produsen hp agar secara otomatis mampu menyediakan ikon layanan nomor emergency yang terdekat dengan posisi hp. Tentu hal ini berlaku bagi hp bersystem android dan sejenisnya. Jadi misalnya si pemilik hp berada di depok, maka hp otomatis akan memunculkan ikon no telp kepolisian terdekat, pemadam kebakaran, rumah sakit, jalan tol, DLLAJR, mobil derek, PLN, PMI dan lain sebagainya wilayah Depok.
Sekali pencet, ikon tersebut menghubungkan dengan nomor yang dituju atau media sosial yang dimiliki. Sebut saja twitter, Line, WA, Facebook dan banyak lainnya. Pihak pelayan publik juga harus ada yang standby memantau media sosial sehingga begitu ada yang membutuhkan bantuan, bisa segera diambil tindakan.
Padahal kita bisa memanfaatkan akses internet yang jauh lebih bermanfaat. Seringkali kita mencari data atau sesuatu menggunakan google. Belajar dari kasus diatas, semestinya provider menyediakan nomor emergency secara otomatis. Baik di kartu maupun ada ikon khusus untuk nomor emergency seperti kepolisian, rumah sakit, pemadam kebakaran, Perbankan dan lainnya.
Bila ikon ini disediakan di smartphone, ikon tersendiri dalam jendela pencarian google atau bentuk lain tentu lebih memudahkan. Masyarakat kita akan terbiasa dengan ikon baru dan seiring perkembangan jaman sudah pas bila provider menset-up data. Menkominfo selayaknya mengkoordinasikan hal ini menjadi kebijakan.
Selain itu, bila mau dicermati penggunaan biaya internet jauh lebih murah dibanding biaya pulsa. Dan melalui internet pula kita bisa telponan dengan siapapun dimana saja secara live.
Hadirlah era digital dalam kehidupan kami.