Mohon tunggu...
Nino Histiraludin
Nino Histiraludin Mohon Tunggu... profesional -

Mencoba membagi gagasan. Baca juga di www.ninohistiraludin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hati-hati Pahami Promosi Via Telepon

23 Mei 2014   06:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah tumbuh suburnya pasar atau penjualan barang atau jasa, berbagai produsen bergerak cepat dalam memasarkan barangnya. Ada yang jujur, ada yang model menipu tapi ada juga yang model menjebak. Tentu banyak yang sudah mengalami ditawarin asuransi, kartu kredit, perumahan, kendaraan dan banyak yang lainnya.

Yang agak riskan saat kita menerima tawaran melalui telepon. Banyak hal yang membuat kita tidak hati-hati. Menawarkan produk atau jasa melalui telepon memang memiliki banyak keunggulan. Menawarkan produk melalui telepon mengirit waktu, tenaga, pikiran, biaya, dan banyak hal lain.

Coba bayangkan bila menawarkan produk secara langsung. Tentu jangkauan dan biaya yang dibutuhkan lebih besar. Nah yang gencar menawarkan produk via telpon biasanya kartu kredit dan asuransi yang bekerja sama dengan bank. Kenapa? karena mereka tahu nama dan no telepon yang bisa dihubungi, pembayaran bisa outo debet dan lain sebagainya.

Dari berbagai penawaran barang atau jasa, coba perhatikan adakah yang menyebutkan soal pajak secara rinci? Suatu saat saya ditawari mengikuti sebuah paket pembayaran tunggal antara telepon rumah dengan akses internet. Katanya sih keunggulannya kecepatan ditambah dan bebas biaya menelepon ke sesama jaringan telepon itu.

Dijelaskan juga pemakaian telepon rumah saya dan penggunaan internet biasanya memang sekitar Rp 370an ribu. Mereka menawarkan tarif flat sebesar Rp 347 ribu untuk telepon dan internet. Karuan saya langsung okey saja apalagi kecepatan ditambah secara cuma-cuma. Waktu tagihan datang, betapa kagetnya saya sebab harus membayar Rp 381ribu.

langsung saya kontak mereka dan menanyakan kenapa hal ini terjadi. Rupanya penawaran tarif flat Rp 347 ribu belum termasuk dengan pajak 10 persen. Astaga, pajak 10 persen! Ini bukan tentang nominalnya namun dalam promosi via telp, CS mereka benar-benar tak menjelaskan. Otomatis saya membayar lebih mahal dibanding biasanya.

Sebaiknya memang kita harus hati-hati dalam menerima penawaran barang melalui telepon. Kadang kita menerima telepon sedang dijalan, sedang bekerja, sedang rapat dan bila tidak penting sebaiknya ditolak. Pun penjelasannya harus benar-benar detil karena bila tidak, ya kita dirugikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun