Internet Membuat Selalu Terhubung dengan Keluarga

Saya pernah merasakan era televisi yang masih tunggal, hanya TVRI kemudian menjadi belasan seperti sekarang. Setelah itu teknologi informasi berkembang cepat seperti komputer dan laptop yang alhamdulillah bisa menikmatinya. Pun dengan perkembangan handphone serta internet, yang menjadikan jarak seperti tak ada lagi.

Kemudahan akses internet itu dalam bayangan akan mendekatkan saya dengan istri dan anak-anak ketika berada diluar kota. Bisa menggunakan skype, YM, G+, fb dan lainnya bahkan kita bisa saling berpandangan. Rasa kangen akan terobati serta biaya yang dikeluarkan tidak mahal. Dengan banyaknya akses hotspot, canggihnya hp, murahnya biaya langganan internet akan membuat setiap individu bisa saling berhubungan.

Ada hal yang perlu kita kampanyekan dalam memanfaatkan internet. Contoh-contoh bertindak dan berlaku baik dengan alam. Kita bisa menshare tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari misalnya foto tentang kebiasaan cuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, membuat lubang biopori atau tindakan lainnya. Hal ini untuk melawan para pengguna internet yang malah membuat suasana bertambah panas seperti status politik, fitnahan atau curhat teman yang sedang galau.

Sebenarnya (diakui atau tidak) bila kita menshare hal yang bermanfaat tentu tidak dengan kata yang menggurui, akan banyak teman kita dimedia sosial merasa nyaman. Jangan malah menshare soal hutang, kejelekan orang lain, kekurangan anak atau kelemahan pasangan. Itu bukan meraih empati, namun membuat yang berteman dengan kita di media sosial bisa jenuh. Masak hidup sengsara terus.

Sementara bagi kami kompasianer, kemudahan akses internet bagai memuaskan dahaga pengetahuan. Waktu diperjalanan, menunggu serta waktu senggang akan lebih optimal. Baik untuk membaca artikel di Kompasiana yang mencerahkan maupun menulis gagasan yang kadang munculnya tanpa diduga. Bisa jadi dijalanan, dihalte, diruang tunggu stasiun dan dimanapun ide itu muncul.

Jika akses internet mudah, hal seperti itu bisa dimanfaatkan untuk menulis. Sebab kadangkala kalau menunggu sampai dirumah, saat waktu senggang, setelah menemani anak tidur kadang idenya sudah menguap hilang. Atau bahkan kita termangu di depan laptop mengingat-ingat atau mengetik 2 alenia dan berhenti begitu saja.

Era semua lini terhubung bukan era impian. Jaman itu akan segera hadir entah besok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Yang jelas kami sudah siap menyambutnya dengan mendidik anak-anak melalui contoh nyata bagaimana menggunakan internet secara positif salah satunya memperlihatkan tulisan di Kompasiana.