Mohon tunggu...
Nuskan Syarif
Nuskan Syarif Mohon Tunggu... wiraswasta -

Nuskan syarif, seorang yang selalu melakukan kegiatan dialam dengan melakukan berbagai perjalan menyusuri hutan dan sungai, dilahirkan di palembang tanggal 06 April 1981, besar dari keluarga yang amat sederhana. saat ini berdomisili di Riau mengikuti garis keturunan ibu. saat ini disibukan dengan menjelajah hutan alam yang semakin menyempit dan mengamati tingkah laku satwa yang endemik yang cuma ada di Sumatra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu Buta dengan Ember Kecil Ditangan

12 Juli 2010   21:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari menunjukan pukul 24.30 WIb, dijalanan yang mulai terlihat sepi aku menjumpai seorang ibu yang duduk ditrotoar jalaan sambil memegang sebuah ember kecil. lama ku perhatikan dan aku sempat memarkirkan motor ku di trotoar dan lama memperhatikannya.
sang Ibu terus melakukan aktifitasnya dan aku hanya memperhatikannya dengan seksama sesekali memperhatikan anak-anak kecil yang menjajakan koran malam.

malam kian beranjak pagi hari, jam menunjukan pukul 1.00 wib, aku masih duduk bersama beberapa anak penjual koran yang masih bersendagurau dan sang ibu buta terlihat menepi dan duduk di tengah jalur hijau kota ini, dia mulai membungkus dan memasukan ember kecilnya kedalam tas dari karung terung, dan tidak lama beliau dijemput oleh seseorang yang juga mengenakan pakaian lusuh dan sedikit tambalan di beberapa bagian. sang ibu di diajak kesamping halte Bus metro Pekanbaru dan aku melihat mereka membukan sebungkus makanan yang aku kurang tau apa jenisnya, mereka memakan dengan lahap dan terlihat tersenyum. saat itu aku kembali teringat akan kedua orang tuaku yang berada di rumah dan tak terasa air mataku mengalir untuk kesekian kalinya.

Oh... Tuhan segala Alam ampunilah aku jika aku belum bisa membahagiakan ke dua orang tua ku, ibu, bapak maaf kalo aku sekarang belum bisa membahagiakan ibu dan bapak saat ini. Terlihat ibu dan orang yang menjemputnya tadi beranjak dari samping Halte menyusuri jalan menuju pusat kota, mereka berdua berjalan dan terlihat bersenda gurau. Dan aku disini masih memperhatikan mereka hingga tidak terlihat lagi, anak-anak penjual koran masih saja bergurau dan menjerit karena di usilin teman-temannya dan aku hanya bisa tersenyum simpul dan menegur mereka sambil berkata..

heiiii... abang pulang dulu yah, kalian nga pulang udah jam 1.30 wib loh...bukannya besok kalian mau turun lagi pagi-pagi untuk jual koran nanti kalo kalian telat koran yang kalian jual nga banyak yang habis loh

mereka malah berteriak... nga apa-apa bang kan masih bisa jual koran malam... lagian masih belum ngantuk bang.

ok ....abang pulang dulu yah dan sampai berjumpa lain waktu... sebelum aku beranjak pulang aku membelikan roti dan beberapa air mineral untuk mereka... nih air dan roti untuk ganjal perut.. ntar jangan lupa pulang dan rehat yah..dan sampai jumpa lagi

mereka mengucapkan terimakasih dan melambaikan tangan padaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun